REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak dibukanya underpass atau lintas bawah Matraman, Jakarta Pusat, kemacetan terus terjadi dari arah Jatinegara menuju simpang Tugu Proklamasi hingga ke perempatan Metropole, Cikini.
Ahmad (43 tahun), salah satu pengguna jalan asal Jatinegara juga mengeluhkan adanya rekayasa lalu lintas di Jalan Proklamasi. Ahmad yang setiap harinya melewati jalur itu menilai, rekayasa lalu lintas yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi jalanan yang padat. "Harusnya kalau pagi diberlakuin satu arah saja, karena kan orang kerja berangkat ke Jakarta. Kalau pulang baru dua arah nggak apa-apa," kata Ahmad, Senin (16/4).
Warga Jalan Tambak, Sony meminta agar ada pelebaran jalan di kawasan tersebut supaya arus lalu lintas bisa lebih lancar. "Sehabis uji coba, gubernur DKI harus segera melebarkan Jalan Proklamasi dengan memotong halaman perumahan di kanan kiri. Ini untuk kepentingan supaya jalannya tidak macet," ujar Sony.
Semenjak rekayasa tersebut jalur di sekitaran Tugu Proklamasi semakin sempit karena adanya barrier beton. Jalur yang tadinya satu arah kini direkayasa menjadi dua arah. Hal tersebut telah menyebabkan jalur Manggarai menuju Pramuka macet lantaran rekayasa dua arah tersebut.
Pengamat tata kota dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Azis menyarankan agar Pemprov DKI dapat segera menyelesaikan sejumlah rekayasa lalu lintas baru di kawasan tersebut. "Rekayasa ini meliputi perubahan akses, crossing yang ada dan juga seandainya ada traffic light mesti diatur ulang," ujar Azis saat dihubungi, Senin.
Namun demikian untuk menimalisasi kemacetan yang semakin parah, Aziz menyarankan, agar Pemprov DKI dapat membangun infrastruktur penunjang sarana seperti pelebaran jalan di sekitaran Tugu Proklamasi. "Tapi tetap harus ada kajian secara menyeluruh terkait akar masalahnya. Termasuk pembenahan akses jalan ke arah Tambak, Pramuka dan Jatinegara," kata Azis.