REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kementerian BUMN, mendorong petani untuk menjual hasil produksinya dalam bentuk beras, bukan dalam bentuk gabah basah maupun kering. Pasalnya, harga jual beras jauh lebih tinggi ketimbang gabah.
Menteri BUMN Rini Soemarno, mengatakan, saat ini pemerintah berupaya untuk melengkapi fasilitasnya. Fasilitas ini, tersedia sampai pelosok desa. Salah satunya, hari ini pihaknya meresmikan badan usaha milik desa (BUMDes), yang berlokasi di Kecamatan Rawamerta, Karawang.
"BUMDes ini, namanya PT Mitra Desa Bersama Tempuran atau PT Mitra Sasaran," ujar Rini, kepada Republika.co.id, Kamis (19/4).
Perusahaan tersebut, luasnya hampir empat hektare. BUMDes yang bergerak di sektor pertanian dari hulu ke hilir ini diyakini merupakan yang terbesar di wilayah Karawang.
Baca juga, Petani Karawang Curhat ke Rini Soal Anjloknya Harga Gabah.
Perusahaan ini merupakan salah satu saluran program kewirausahaan. Sekaligus, sebagai fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Mengingat, BUMDes yang digawangi oleh PT Pupuk Indonesia ini, akan menjadi mitra petani dalam berbagai kegiatan produksi.Seperti, penyediaan bibit, pupuk, pengajuan kredit usaha rakyat (KUR) sampai penjualan hasil tani.
Kedepannya, perusahaan ini akan dilemgkapi dengan mesin-mesin penggilingan padi. BUMDes ini, diharapkan bisa dimanfaatkan oleh petani. Sehingga, petani bisa merasakan dampak positifnya."Kita melalui sinergi BUMN, berupaya untuk memerbaiki pendapatan petani. Dengan adanya BUMDes ini, diharapkan seluruh aktivitas petani dari hulu ke hilir bisa terakomodir," ujar Rini.
Ke depan, jika BUMDes ini sudah memiliki mesin penggilingan, diharapkan petani bisa menjual beras ke pasar. Dengan begitu, akan ada perubahan tren. Dari, menjual gabah ke menjual beras.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, mengatakan, BUMDes PT Mitra Sasaran ini berada di Kecamatan Rawamerta, karena potensi di wilayah ini sangat tingi. Luas areal sawah di dua kecamatan yang bertetangga ini, yakni Tempuran dan Rawamerta mencapai 10.870 hektare. Adapun rata-rata hasil produksinya 7,7 ton per hektare.
"Dengan adanya BUMDes ini, diharapkan kedepan petani tidak lagi menjual bahan mentah (gabah) melainkan sudah berbentuk olahan (beras)," ujar Aas.