REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survey Indonesia (LSI), Ikrama Masloman mengatakan, dari sembilan nama yang diajukan Partai Keadilan Sosial (PKS), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dinilai paling logis dipilih oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk menjadi pendampingnya di Pilpres 2019 mendatang. Aher sendiri meraih nilai tertinggi dalam penjaringan internal PKS.
"Kalau dari konvensi PKS memang yang paling menguntungkan untuk mendongkrak suara Prabowo adalah yang punya akar di bawah," ujarnya di Kantor Suropati Syndicate, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (22/4).
Lebih lanjut Ikrama menjelaskan, akar di bawah yang dimaksud dalam artian populis. Terlebih lagi, menurutnya Aher adalah sosok yang menarik dan seorang pemimpin Jawa Barat yang merupakan prosentase pemilih besar di Indonesia.
"Ini mungkin jadi pertimbangan," jelasnya.
Ikrama menambahkan, Aher juga dikenal di kalangan santri, selain itu dia juga diasosiasikan sebagai kepala daerah yang berhasil. Tingkat perkenalan Aher masih unggul di atas Hidayat Nur Wahid (HNW) dan Anis Matta. Namun meskipun begitu, untuk survei yang dilakukan oleh LSI, nama-nama yang diusung masih memiliki elektabilitas yang cukup kecil.
"Kalau di survei kita masih kecil ya, di survei kita semua yang ada di nama konvensi PKS semua masih kecil," katanya.
Untuk diketahui, dari internal PKS sendiri, nama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memperoleh suara tertinggi diantara delapan nama lain yang diusung internal PKS, disusul oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid di posisi kedua, mantan Presiden PKS, Anis Matta di peringkat ketiga, kemudian Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno di peringkat keempat, dan Presiden PKS, Sohibul Iman di posisi kelima.
Selain itu, empat nama lainnya yaitu Ketua Majelis Syuro, Salim Segaf Al'juffrie, Ketua DPP PKS Almuzzamil Yusuf, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, dan mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring.