REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Andi Sinulingga mengatakan, partainya punya cara tersendiri dalam mendorong calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di pilpres 2019. Andi menyebut partai beringin tidak seperti partai lain yang getol menyodorkan kadernya kepada Jokowi untuk digaet menjadi cawapres.
"Kita sudah komitmen sepenuhnya menyerahkan keputusan kepada Pak Jokowi. Kita enggak perlu seperti partai lain. Biarlah partai lain dengan caranya, Golkar dengan caranya juga yang lebih soft," kata Andi kepada Republika, Senin (23/4).
Golkar memang sejauh ini menyodorkan nama ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai cawapres Jokowi. Menurut Andi, Airlangga yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja merupakan kader terbaik Golkar sejauh ini.
Sebagai salah satu partai yang berada di gerbong koalisi pendukung Jokowi sejak 2016 lalu, Golkar, kata Andi, menyerahkan penuh wewenang penentuan cawapres kepada Jokowi. "Pak Jokowi yang mencari wakil. Jadi, kita serahkan sepenuhnya. Kalau Pak Jokowi memercayakan kepada kita (Airlangga), tentu kita mengucapkan alhamdulillah," ujar Andi.
Partai-partai yang tergabung sebagai pendukung capres, baik itu di gerbong Jokowi maupun Prabowo, sama-sama mempersiapkan kader untuk menjadi cawapres. Di partai koalisi Jokowi ada PKB yang menyodorkan nama Muhaimin Iskandar (Cak Imin), PPP menawarkan Romahurmuziy, dan PAN punya Zulkifli Hasan. Cak Imin diketahui bahkan sudah mendirikan posko Join (Jokowi-Muhaimin).
Di koalisi Prabowo pun demikian. PKS malah menyodorkan sekitar sembilan nama untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo. Di antaranya, Anis Matta, Ahmad Heryawan, Irwan Prayitno, dan Tifatul Sembiring. Demokrat yang belum menentukan sikap apakah membuat poros ketiga atau merapat ke salah satu antara Jokowi atau Prabowo juga punya dua nama yang digadang-gadang menjadi cawapres, yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Buru Bajang.