Rabu 25 Apr 2018 18:50 WIB

Indonesia akan Bangun Paviliun di Hong Kong

Paviliun akan dibangun sebagai tempat pameran permanen potensi ekonomi Indonesia.

Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri - Retno Marsudi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Luar Negeri - Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana membangun paviliun di Hong Kong sebagai tempat untuk melakukan pameran secara permanen semua potensi ekonomi Indonesia di wilayah tersebut.

"Tadi juga dibahas mengenai rencana untuk membuka paviliun Indonesia di Hong Kong untuk melakukan pameran secara permanen semua potensi ekonomi Indonesia," kata Menlu Retno Marsudi ketika menjelaskan materi pembicaraan pertemuan Presiden Jokowi dengan Kepala Eksekutif Wilayah Khusus Administrif Hong Kong, Carrie Lam di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (25/4).

Menlu menyebutkan, Pemerintah Indonesia meminta Hong Kong membantu agar rencana itu dapat segera terwujud. "Mudah-mudahan sebelum akhir 2018 sudah dapat dibuka Paviliun Indonesia di Hong Kong," katanya.

Menlu menjelaskan kunjungan Carrie Lam merupakan kunjungan tunggal. "Jadi hanya berkunjung ke Jakarta, tiba kemarin dan besok kembali," ujarnya. Menurut dia, kunjungan itu merupakan kunjungan balasan dari kunjungan Presiden Jokowi ke Hong Kong pada Mei 2015.

"Intinya adalah karena kita bicara dengan Hong Kong maka pembicaraan adalah mengenai masalah ekonomi baik bidang perdagangan investasi dan bidang pariwisata," katanya.

Ia menyebutkan angka perdagangan kedua belah pihak dari waktu ke waktu terus menunjukkan kenaikan. Tahun 2017 angka perdagangan Indonesia dengan Hong Kong meningkat sebesar 8 persen. "Investasi Hong Kong juga memiliki posisi yang sama penting,Hong Kong merupakan investor keempat terbesar di Indonesia," katanya.

Menurut dia, dalam pertemuan itu Presiden Jokowi menyampaikan materi mengenai iklim investasi di Indonesia yang sudah lebih baik sehingga diharapkan investasi Hong Kong akan semakin bertambah.

Retno menyebutkan saat ini di Hong Kong ada sekitar 170 ribu WNI. Dari jumlah itu, 160 ribu di antaranya adalah tenaga kerja Indonesia (TKI). "Presiden menitipkan keberadaan TKI ini dan selama ini telah mendapat perlindungan yang baik," katanya.

Menurut Menlu, Carrie Lam mengatakan bahwa sebagai kawasan patuh hukum merupakan kewajiban untuk melindungi tenaga kerja asing yang ada di Hong Kong termasuk TKI. "Jumlah tenaga kerja Indonesia di Hong Kong merupakan kedua terbesar setelah dari Filipina," kata Menlu.

Ia menyebutkan pertemuan itu juga membahas program pertukaran pelajar dan mahasiswa antara Hong Kong dan Indonesia. "Ada pelajar atau mahasiswa Indonesia belajar di sana dengan bea siswa dari pihak Hong Kong, demikian juga sebaliknya," kata Menlu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement