Rabu 25 Apr 2018 20:04 WIB

Jokowi Bertemu Alumni Aksi 212, Ini Penilaian Gatot

Foto Presiden Jokowi bertemu alumni aksi 212 beredar viral di media sosial.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andri Saubani
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengunjungi kantor Republika, Rabu (28/3) sore.
Foto: Republika/Amri Amrullah
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengunjungi kantor Republika, Rabu (28/3) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo turut menanggapi pertemuan yang dilangsungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sejumlah ulama alumni aksi 212 di Istana Bogor akhir pekan lalu. Menurut, Gatot pertemuan tersebut positif bagi pemerintah dan umat Islam.

"Ya bagus kalo presiden ketemu ormas-ormas Islam," kata Gatot di Auditorium Perpustakaan Nasional, Rabu (25/4).

Gatot menambahkan, memang seharusnya pemerintah sering berkomunikasi dengan pemuka-pemuka agama. Tak hanya Islam, tapi juga agama-agama lain yang ada di Indonesia.

Pemuka agama dalam pandangan Jenderal asal Jawa Tengah itu adalah garda depan yang selalu menyuarakan persatuan, kedamaian dan pesan-pesan kebaikan lainnya kepada seluruh masyarakat. Sehingga, peran pemuka agama sangat penting dalam merekatkan persatuan NKRI.

"(Apa yang dilakukan pemerintah) itu adalah langkah bagus adanya komunikasi antara pemerintah dengak tokoh agama," ujar Gatot.

Sebelumnya, diberitakan Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan sejumlah alumni aksi 212. Pertemuan itu dilaksanakan di masjid Istana Kepresidenan, Bogor, Ahad (22/4) lalu.

Terkait hal ini, Presiden Jokowi mengatakan bahwa apa yang dia lakukan dengan alumni 212 merupakan sesuatu yang biasa. Dia mengaku memang kerap bertemu dengan sejumlah ulama, baik di Jakarta, Bogor, maupun saat kunjungan kerja ke sejumlah daerah.

Semangatnya dalam pertemuan tersebut adalah untuk menjalin silaturahim dengan para ulama, habib, kiai, ataupun ustaz yang ada di seluruh provinsi di Indonesia. Melalui pertemuan itu, Jokowi juga berharap pemerintah dan para alim ulama bisa menjalin ukhuwah dalam rangka persaudaraan dan persatuan di semua pihak.

"Kita harapkan dengan bersambungnya silaturahmi, beriringnya ulama-umara, dapat menyelesaikan banyak masalah, problem yang ada di masyarakat, di umat, diselesaikan bersama-sama," ujar Jokowi setelah meninjau ekspor mobil di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (25/4).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement