REPUBLIKA.CO.ID, CHERNOBYL -- Pada 26 April 1986, kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir terburuk di dunia terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Uni Soviet. Sebanyak 32 orang tewas dan puluhan lainnya menderita luka bakar radiasi.
Dilansir di History, pembangkit Chernobyl terletak di pemukiman Pripyat, sekitar 65 mil sebelah utara Kiev di Ukraina. Dibangun pada akhir 1970-an di tepi Sungai Pripyat, Chernobyl memiliki empat reaktor, masing-masing mampu menghasilkan 1.000 megawatt tenaga listrik.
Pada malam hari 25 April 1986, sekelompok insinyur memulai eksperimen teknik listrik di reaktor Nomor 4. Para insinyur, yang memiliki sedikit pengetahuan tentang fisika reaktor, ingin melihat apakah turbin reaktor dapat menjalankan pompa air darurat.
Sebagai bagian dari eksperimen mereka yang dirancang dengan buruk, para insinyur itu kemudian memutuskan sistem keselamatan darurat dan sistem pengatur kekuatan reaktor. Selanjutnya, mereka menambah kecerobohan ini dengan serangkaian kesalahan.
Mereka menjalankan reaktor pada tingkat daya yang sangat rendah sehingga reaksinya menjadi tidak stabil. Mereka juga memindahkan terlalu banyak batang kendali reaktor dalam upaya untuk menyalakannya kembali.
Output reaktor naik lebih dari 200 megawatt dan semakin sulit untuk dikendalikan. Meski demikian, pukul 01.23 pagi pada 26 April, para insinyur tetap melanjutkan eksperimen mereka dan mematikan mesin turbin untuk melihat apakah pemintalan inersialnya akan menggerakkan pompa air reaktor.
Untuk mencegah kehancuran, mereka memasukkan kembali 200 batang kendali ke dalam reaktor sekaligus. Batang kendali dimaksudkan untuk mengurangi reaksi, tetapi memiliki cacat desain atau graphite tips. Sebelum lima meter bahan penyerap batang kendali bisa menembus inti, 200 graphite tips secara bersamaan masuk, sehingga memudahkan reaksi dan menyebabkan ledakan yang mendorong baja berat dan tutup beton reaktor.
Itu bukan ledakan nuklir, karena pembangkit listrik tenaga nuklir tidak mampu menghasilkan reaksi seperti itu. Tetapi muncul bahan kimia yang didorong oleh pengapian gas dan uap yang dihasilkan oleh reaksi. Dalam ledakan dan kebakaran yang terjadi, lebih dari 50 ton bahan radioaktif dilepaskan ke atmosfer, dibawa oleh arus udara.
Pada 27 April, otoritas Soviet memulai evakuasi terhadap 30 ribu penduduk Pripyat. Mereka berusaha menutup-nutupi bencana tersebut. Namun pada 28 April, stasiun pemantauan radiasi Swedia yang terletak lebih dari 800 mil di barat laut Chernobyl, melaporkan adanya tingkat radiasi yang 40 persen lebih tinggi dari biasanya.
Kemudian pada hari itu, kantor berita Soviet mengakui ada kecelakaan nuklir besar terjadi di Chernobyl. Radiasi yang lolos ke atmosfer beberapa kali lebih besar daripada yang dihasilkan oleh bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Radiasi itu disebarkan oleh angin hingga ke Eropa Utara dan Timur, yang mencemari jutaan hektare hutan dan lahan pertanian.
Diperkirakan 5.000 warga Soviet akhirnya meninggal karena kanker dan penyakit akibat radiasi lainnya yang disebabkan oleh paparan mereka terhadap radiasi Chernobyl. Jutaan lainnya telah terpengaruh kesehatannya. Pada 2000, reaktor kerja terakhir di Chernobyl ditutup dan pembangkit tersebut kemudian ditutup secara resmi.