REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Masyarakat di wilayah Kampung Sawah, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, diberikan sosialisasi komposting, Sabtu (28/4). Sosialisasi ini merupakan bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Sinar Mas Land, dengan melibatkan komunitas penggiat lingkungan, akademisi, dan kalangan profesional, untuk memberi penjelasan dan praktik tentang cara mengolah sampah menjadi kompos.
Saat ini, komposting dirasakan menjadi sebuah kebutuhan yang tak bisa dianggap sepele, mengingat permasalahan sampah telah menjadi persoalan pelik bagi masyarakat perkotaan. Kecamatan Pagedangan di Kabupaten Tangerang, yang menjadi sasaran sosialisasi komposting Sinar Mas Land, merupakan wilayah yang saat ini telah merasakan problem tersebut dalam kehidupan keseharian masyarakatnya.
Head of Corporate Social Responsibility Sinar Mas Land, Idham Muchlis, mengungkapkan, dasar pemikirannya adalah agar masyarakat mau dan mampu mengolah sampah menjadi kompos, hingga dapat mengurangi dampak persoalan sampah di lingkungan mereka. "Kepedulian akan pengolahan dan mereduksi sampah, harus dimulai dari lingkungan rumah tangga," kata Idham dalam siaran persnya, Sabtu.
Dalam kegiatan sosialisasi komposting kali ini, Sinar Mas Land menyerahkan bantuan berupa tempat sampah organik dan anorganik sebanyak 248 buah, saringan komposter 3 buah, gerobak sampah 3 buah, dan bibit pohon buah sebanyak 50 batang.
Sinar Mas Land telah melaksanakan sosialisasi komposting di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan secara simultan sejak tahun 2016. Tahun 2016, sosialisasi komposting di Tangerang Selatan dilakukan di wilayah Kelurahan Lengkong Wetan, Kota Tangerang Selatan, yang diikuti 50 kepala keluarga (KK); Perumahan Griya Loka, Kelurahan Lengkong Gudang Timur (50 KK), Perumahan Nusa Loka BSD City (50 KK), dan di Wilayah Kabupaten Tangerang dilaksanakan di Perumahan Puspiptek, Kecamatan Pagedangan (60 KK).
Sosialisasi komposting tahun 2017 dilakukan di wilayah Kampung Sawah, Kelurahan Lengkong Kulon, yang diikuti 98 KK. Sedangkan tahun 2018 dilaksanakan lagi di tempat yang sama dengan mengundang 123 KK.
Sosialisasi yang dilakukan, menurut Idham, adalah mengenalkan masyarakat pada dasar-dasar komposting. Warga diajak untuk mengenal komposter atau wadah berbentuk tong/tabung yang dijadikan wadah penguraian sampah organik.
“Selanjutnya warga diberi pengarahan tentang langkah-langkah komposting selanjutnya, yaitu mencacah sampah organik, menambahkan cairan aktivator untuk mempercepat proses pembusukan, mengaduk, memasukan ke dalam komposter, dan memanen kompos setelah satu hingga dua bulan,” kata Idham.