REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog telah mendistribusikan daging kerbau impor sebanyak 18 ribu ton ke pasar-pasar rakyat. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar harga komoditas pangan tersebut tetap terjaga jelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Direktur Komersil Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, fokus pendistribusian daging berada di wilayah Jabodetabek dan Bandung. "Karena di daerah tersebut kebutuhan daging lebih dari 50 persen konsumsi nasional,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (29/4).
Tri menambahkan, Bulog sudah menyiapkan 40 ribu ton daging kerbau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Ramadhan hingga Idul Fitri mendatang. Biasanya, pada momen hari besar keagamaan tersebut, konsumsi daging di masyarakat meningkat tajam hingga 100 persen.
Untuk mengamankan stok daging di pasar, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk melakukan impor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton sepanjang 2018. Perusahaan pelat merah itu diizinkan untuk mendatangkan daging kerbau dalam kondisi beku dari India secara bertahap.
Namun, Bulog tak bisa sembarangan dalam memilih produsen daging. Hanya perusahaan India yang telah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia saja yang diizinkan memasok produknya ke Tanah Air.
Selain Bulog, pemerintah juga telah memberi penugasan impor daging kerbau pada BUMN lainnya, yaitu PT. Berdikari. Pemerintah berharap, dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang mengimpor daging kerbau, harga jual komoditas pangan tersebut lebih bersaing.