REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Korea untuk Indonesia, Kim Chang-beom dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Rakyat Demokratik Korea untuk Indonesia, An Kwang Il di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/4).
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengapresiasi dan mendukung deklarasi perdamaian Korea. Sebelumnya, pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah menandatangani dokumen "Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kemakmuran, dan Unifikasi Semenanjung Korea."
"Sangat mendukung proses perdamaian yang ada, dan tadi juga disampaikan mengenai tindak lanjut dari proses pertemuan Presiden Korsel dan Presiden Korea Utara pada minggu yang lalu," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta.
Indonesia pun juga berharap agar proses perdamaian tersebut terus dilanjutkan hingga menghasilkan kesepakatan perdamaian. Jokowi harap, hasil kesepakatan perdamaian itu akan berdampak pada proses perdamaian di kawasan dan dunia.
"Beliau tadi menceritakan bahwa akan ada proses tindaklanjut dari pertemuan kedua Presiden baik nantinya pertukaran keluarga yang terpisah dan kemudian juga proses dalam pembangunan kantor untuk penghubung dari komunikasi dari Korsel dan Korut," kata Jokowi.
Menurutnya, Indonesia juga siap memberikan bantuannya dalam proses perdamaian jika diperlukan. Dengan deklarasi perdamaian Korea, kata dia, suasana kawasan pun akan lebih sejuk sehingga negara-negara di kawasan dapat fokus pada peningkatan pembangunan baik fisik maupun ekonomi. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengundang Korea Selatan dan Korea Utara untuk berpartisipasi dalam gelaran Asian Games pada Agustus mendatang di Jakarta dan Palembang.