Selasa 01 May 2018 03:25 WIB

Gunung Agung Letuskan Abu Setinggi 1,5 Km

Gunung Agung kembali erupsi Senin (30/4) malam sekitar pukul 22.45 Wita.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gunung Agung mengeluarkan asap terlihat dari pos pantau di Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (5/12).
Foto: ANTARA FOTO
Gunung Agung mengeluarkan asap terlihat dari pos pantau di Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali kembali mengalami erupsi, Senin (30/4) malam sekitar pukul 22.45 WITA. Gunung api tertinggi di Pulau Dewata itu meletuskan abu vulkanis hingga ketinggian 1.500 meter di atas puncak kawah.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani dalam laporannya menyebutkan amplitudo maksimum 23 milimeter (mm) dan lama gempa hingga 172 detik.

"Angin mengarah ke barat," katanya, Senin (30/4) malam.

Volcano Observatory Notice to Aviation (VONA) yang menjadi panduan penerbangan di ruang udara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih oranye. Bandara pun masih beroperasi normal.

"Sampai saat ini operasional penerbangan aman lancar terkendali," kata Humas PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Sherly Yunita.

Tim PVMBG terus melakukan pengamatan secara intensif baik pengamatan secara visual, kegempaan, deformasi, geokimia maupun dari satelit. Jika Gunung Agung menunjukkan peningkatan aktivitas yang membahayakan, tim pasti akan memberi peringatan dini dan mengambil langkah-langkah penanganan.

Sepanjang pukul 18.00-24.00 WITA, Gunung Agung menghasilkan empat kali embusan berdurasi 34-52 detik. Gempa vulkanik dalam terdeteksi satu kali berdurasi 13 detik, sementara gempa tektonik jauh satu kali berdurasi 114 detik. Hingga saat ini diperkirakan jumlah pengungsi Gunung Agung di zona merah masih berkisar 1.561 jiwa yang tersebar di 37 titik pengungsian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement