Sabtu 05 May 2018 15:29 WIB

Kasus Sembako, Pencarian Djunaedi Berakhir di Ruang Jenazah

Mahesa dibawa ke RS Tarakan pada pukul 15.30 oleh petugas satpol PP.

Rep: Arif Satria Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Djunaedi, orang tua dari korban insiden pembagian sembako oleh forum Untukmu Indonesia di Monumen Nasional pada Sabtu (28/4) lalu mendatangi Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/5). Ayah Mahesa itu memberikan keterangan terkait kronologi sebelum akhirnya anaknya ditemukan tewas.

Djunaedi bercerita, saat pagi, Ia masih sempat bertemu Mahesa pada Sabtu (28/4) pukul 08.30 untuk siap-siap berangkat kerja. Djunaedi baru saja mengantarkan ibunya untuk memeriksa kesehatan. "Anak saya, saya pesenin tolong jangan kemana-mana ini sarapan dan uang jajan sudah lah saya berangkat," kata Djunaedi, Sabtu.

Pukul 15.00 WIB, istri Djunaedi pulang dari pemeriksaan kesehatan dan menelepon Djunaedi menanyakan keberadaan Mahesa. Djunaedi mengira anaknya pergi main.

Satu jam kemudian, Djunaedi kembali mendapat panggilan istrinya dan mendapatkan kabar Mahesa hilang di Monas dalam acara pembagian sembako.

Diketahui Mahesa pergi ke acara tersebut bersama temannya Akmal. Ibu Mahesa pun menyusul ke Monas sekitar pukul 16.00 WIB untuk mencari Mahesa.

 

Baca juga,  Panitia: Ada Miskomunikasi di Acara Bagi Sembako di Monas.

 

Djunaedi  menyusul dari tempat kerjanya di Kelapa Gading, Jakarta Utara dan bertemu di Monas sekira Maghrib.Mereka pun segera melakukan pencarian dengan melaporkan ke pos keamanan di lokasi.

 

Djunaedi mencari sendiri ke pos polisi dekat stasiun Gambir. Ia berpencar bersama anggota keluarga lainnya, keponakan Djunaedi yang juga hadir membantu pencarian.

"Saya penasaran istri saya suruh tunggu di depan istana, saya sendiri cari depan polsek deket pintu gambir, ponakan saya cari di pintu Istiqlal," kata Djunaedi.

Di pintu gambir, Djunaedi memaksakan masuk karena penasaran mendengar pihak polisi bahwa ada informasi anak hilang. Ia penasaran dan meminta izin petugas tapi tetap dilarang.

 

Setelah mengatakan bahwa anaknya hilang, Djunaedi dipersilakan masuk tetapi kendaraanya harus ditinggal. Ia pun masuk dan memberikan keterangan terkait identitas anaknya yang hilang.

Tak berhenti di situ, Djunaedi pun melanjutkan ke panggung utama dan menemui panitia mengabarkan anaknya yang hilang. Ia kembali menemui istrinya dan menuju tempat parkir kendaraanya. Ternyata kendaraan Djunaedi juga raib ketika didatangi sekitar pukul 20.00 WIB.

"Kendaraan sudah tidak ada saya cari ke parkiran saya keliling parkir mungkin ada yang geser saya tanya petugas itu sudah ganti piket dia bilang enggak tau," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement