Senin 07 May 2018 08:22 WIB

Melepas 56 Mahkota Husnul Khotimah

Dari 399 santri itu, sebanyak 56 santri di antaranya hafal Alquran 30 juz.

Rep: Lilis Sri Handayani / Red: Esthi Maharani
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN-- Ponpes Husnul Khotimah Kuningan menggelar Haflah Attakharruj angkatan XXI, yang diikuti 399 santri yang lulus tahun ini. Dari 399 santri itu, sebanyak 56 santri di antaranya hafal Alquran 30 juz.

 

"Alhamdulillah tahun ini yang hafidz dan hafidzah 30 juz Alquran ada 56 santri," ujar Pimpinan Ponpes Husnul Khotimah, KH Muhammad Sabiqin, Sabtu (5/5).

 

Sabiqin pun mengaku bangga dan bersyukur atas peningkatan jumah santri yang hafal Alquran 30 juz dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada 2017, jumlah hafidz dan hafidzah 30 juz Alquran ada 36 santri dan tahun sebelumnya lagi hanya 28 santri.

 

Hal senada diungkapkan Kepala MA Husnul Khotimah, Mulyadin. Dia pun mengaku bangga kepada semua siswa kelas 12 yang baru saja lulus, terutama kepada para santri yang sudah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz.

 

Mulyadin menilai, hal itu merupakan prestasi yang luar biasa. Di tengah kesibukan para santri dalam belajar, mereka tetap bisa menghafal Alquran hingga berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz.

 

"Ini kebanggaan yang hakiki bagi kami dan tentu bagi kedua orang tua mereka. Mereka  adalah mahkota Husnul Khotimah, yang mudah-mudahan membawa keberkahan bagi umat," tutur Mulyadin.

 

Sementara itu, Sabiqin menambahkan, hal lainnya yang membanggakan adalah seluruh santri yang diwisuda itu dinyatakan lulus pondok, Kemenag dan Alquran. Dari total santri yang lulus tersebut, sebanyak 27 orang di antaranya lulus PTN melalui jalur SNMPTN dan sepuluh orang lulus masuk Universitas Islam Madinah Kerajaan SaudiArabia.

 

Sabiqin pun berpesan kepada para santri yang diwisuda agar tidak berhenti menuntut ilmu dan selalu ikhlaskan niat dalam mencarinya. Mereka pun diingatkan untuk berusaha kuat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.

 

"Ingatlah bahwa hidup itu adalah belajar, tak ada kata berakhir untuk belajar," tegas Sabiqin.

 

Sabiqin meminta agar para anak didiknya tersebut senantiasa belajar dari pengalaman, belajar dari kesalahan, belajar dari kegagalan, belajar dari alam dan belajar dari orang lain. Mereka juga mesti belajar bersyukur walau tak cukup, belajar ikhlaswalau tak rela, belajar taat walau berat, belajar memahami walau tak sehati, belajarterus memberi walau tak dihargai dan peduli walau tidak dihiraukan.

 

"Belajarlah kuat meski badan dan jiwa lemah, belajarlah tersenyum saat terluka, belajarlah mengalah untuk menang, belajarlah berani maju meski rintangan menghadang dan belajarlah menjadi terbaik dalam kumpulan orang-orang baik," tandas Sabiqin.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement