REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ketua DPP Hanura Arief Suditomo mengatakan, bagi partainya survei bukanlah patokan mutlak untuk mencari gambaran perolehan suara pada Pemilu 2019. Hal tersebut disampaikan menanggapi hasil survei dari Indikator Politik Indonesia yang memprediksi Hanura hanya akan memperoleh 0,5 persen suara pada pemilu mendatang.
Arief tetap optimistis Hanura akan mendapatkan suara lebih besar dan mampu melewati ambang batas parlemen (parliementary threshold). "Alat untuk melihat menang pemilu bukan hanya survei, tapi banyak hal," kata Arief di Pekanbaru, Senin (7/5).
Anggota Komisi I DPR RI itu menyebut, salah satu upaya Hanura untuk mendapatkan suara lebih pada pemilihan legislatif nanti adalah memaksimalkan perjuangan kader-kader dari tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di seluruh Indonesia.
"Ada lebih dari sekadar survei untuk memenangi pemilu. Saya masih yakin Hanura lolos. Lihat saja nanti," ujar Arief.
Tengah pekan lalu, hasil survei pada Maret lalu yang dirilis oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia besutan Burhanuddin Muhtadi memperlihatkan persentase suara Hanura hanya 0,5 persen di peringkat 12. Jauh di bawah perolehan suara Hanura dibanding Pemilu 2014, yakni 5,26 persen. Hanura yang dipimpin Wiranto saat itu ada di urutan 10.
Berikut hasil survei keterpilihan parpol pada Pemilu 2019 dari Indikator Politik Indonesia:
1. PDIP 27,7 persen
2. Gerindra 11,4 persen
3. Golkar 8,0 persen
4. Demokrat 6,6 persen
5. PKB 5,8 persen
6. Perindo 4,6 persen
7. PKS 4,0 persen
8. PPP 3,5 persen
9. Nasdem 2,7 persen
10. PAN 1,9 persen
11. Garuda 0,7 persen
12. Hanura 0,5 persen
13. PBB 0,3 persen
14. Berkarya 0,3 persen
15. PSI 0,2 persen