REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polresta Tasikmalaya berencana mengecek kondisi lembaga pemasyarakatan (lapas) guna memastikan kelayakannya. Dengan begitu, diharapkan insiden kerusuhan di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob Depok tidak meluas.
Kapolresta Tasikmalaya AKBP Febry Ma'ruf menyampaikan insiden di Mako Brimob membuat polisi meningkatkan kewaspadaan. Tak hanya polisi, unsur lain diharapkan ikut menjaga kekondusifan wilayah.
"Kami tingkatkan kewaspadaan dengan sinergi TNI, polri, tokoh ulama. Saya diskusi dengan ulama jaga kekondusifan supaya tidak berkembang," katanya pada wartawan, Kamis (10/5).
Ia berencana mengecek kondisi lapas beserta rumah tahanan yang ada di Tasikmalaya. Hanya, ia memastikan tidak ada narapidana kejahatan terorisme yang ditahan di Tasikmalaya.
"Di lapas pasti koordinasi nanti cek untuk antisipasi. Tapi memang tidak ada napi teroris," ujarnya.
Ia mempertimbangkan pula opsi penambahan kekuatan pengamanan sebagai tindaklanjut kejadian di Depok.
"Untuk pelibatan kekuatan, antisipasi supaya tidak berkembang. Penguatan pengamanan mako (markas komando Polresta Tasik)," kata dia.
Dalam kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua tersebut, narapidana menguasai seluruh enam blok Rumah Tahanan cabang Salemba. Enam orang, yakni lima polisi dan satu narapidana tewas dalam kerusuhan yang bermula sejak Selasa malam tersebut. Satu sandera petugas kepolisian berhasil dibebaskan pada Rabu (9/5) tengah malam.
Operasi sterilisasi dilakukan hingga Kamis (10/5) pagi. Operasi tersebut berakhir sekitar pukul 07.15 WIB. Dari operasi ini, 155 tahanan yang melakukan penyanderaan dinyatakan menyerah