REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Polisi Turki menahan 150 tentara karena diduga memiliki hubungan dengan ulama Turki yang berbasis di AS Fethullah Gullen. Mereka yang ditahan menghadapi tuntutan dalam penyelidikan yang dilakukan kejaksaan Istanbul.
Pihak berwenang telah melakukan penyisiran terhadap pendukung Gulen sejak percobaan kudeta Juli 2016, di mana 250 orang tewas. Gulen menyangkal keterlibatannya dalam kudeta itu.
Menurut media pemerintah, dalam penyelidikan serupa pada Kamis (10/5), polisi menahan lebih dari 80 orang yang bekerja sebagai staf di angkatan udara.
Turki telah menahan 160 ribu orang dan memecat ratusan ribu pegawai negeri pascakudeta. Dari jumlah itu, lebih dari 50 ribu orang telah dituntut secara resmi dan dipenjara.
Sekutu Barat Turki telah mengkritik tindakan keras tersebut. Erdogan dituduh membatasi perbedaan pendapat. Namun Turki mengatakan langkah-langkah tersebut diperlukan untuk memerangi ancaman terhadap keamanan nasional.