Senin 14 May 2018 11:37 WIB

Al Chaidar: Ini Ultimate Terrorism

Mereka menujukan bahwa mereka eksis. Untuk itu polisi harus cepat menangkapnya.

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Polisi menutup jalan di depan Polrestabes Surabaya, setelah terjadi ledakan di pintu masuk Polrestabes Surabaya, Senin (14/5).
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Polisi menutup jalan di depan Polrestabes Surabaya, setelah terjadi ledakan di pintu masuk Polrestabes Surabaya, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat terosime, AL Chaidar. mengataka bila Ahad kemarin ada aksi pengeboman tiga gereja di Surabaya dan semalam ada pengeboman di Rusun Sidoardjo, dan hari ini ada pengeboman di Mapolrestabes Surabaya, maka ini berarti aksi terorisme sudah bergerak simultan. Mereka jelas melakukan unjuk kekuatan secara simultan.

Selain itu, katanya, serangan ini juga menjadi pertanda bila seruan napi teroris, Ilham dan Muflih, yang 9 Mei lalu sewaktu menyandera Rutan Mako Brimob, Depok,  untuk melakukan serangan di laksanakan oleh para anggota selnya.

‘’Mereka juga mengatakan bila jaringan kelompoknya eksis dan terjaga semangat perlawannya. Mereka kini menunjukan posisi dan kekuatannya. Maka polisi harus segera bisa menangkan para pelakunya karena pengeboman bisa terjadi di tempat lain dan waktu yang lain,’’ kata Al Chaidar kepada Republika.co.id, (14/5).

Al Chaidar melanjutkan. bila dilihat kelompoknya maka mereka adalah pengikut atau kaum yang bermahzab ‘Wahibi Takfiri’. Dan di sini pola serangannya ada tiga, yakni polisi, gereja/tempat ibadah agama lainnya, dan pusat keramaian.

‘’Polisi mereka anggap sebagai ‘toghut’. Gedung gereja dan tempat ibadah agama lain dianggap sebagai lambang kekafiran. Dan tempat keraiaman umum adalah tempat berkumpulnya orang, misalnya masa kerumunan partai politik, pertunjukan musik, dan para pengunjung mall atau pusat perbelanjaan,’’ ujarnya.

Al Chaidar mengatakan, bila sekarang ada anak-anak yang menjadi korban itu jelas sangat menyedihkan. Namun, status anak itu harus dipastikan terlebih dahulu apakah ‘pelaku korban’ atau sekadar korban.’’Bila anak itu pelakunya juga seperti yang terjadi sebelumnya, jelas sangat memprihatinkan.”

Pada sisi lain, kata Al Chaidar, serangan bom oleh kelompok secara simultan ini bisa disebut serangan yang telah menabrak semua teori dan ilmu pengetahuan terkait penanggulanga terorisme. Ini serangan yang dilakan oleh sekompok orang gila dengan membalikan semua teori yang ada. Serangan ini mirip dengan serangan bunuh diri pada perang dunia II baik di Jerman atau Jepang.

‘’Ini ‘ultimate terorism’ atau serangan terorisme secara total. Sekali lagi mereka menujukan bahwa mereka eksis. Untuk itu polisi harus cepat menangkapnya,’’ tegasnya,

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement