Senin 14 May 2018 15:41 WIB

Wujudkan Pilkada Damai dengan Silaturahim

Bentuk silaturahim bisa melalui ajang perayaan Maulid Nabi dan Isra Mi'raj

Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Ajang pilkada 2018 diharapkan tidak merusak hubungan silaturahim. Karena itu, berbagai upaya harus dilakukan agar pilkada pada tahun ini bisa berjalan dengan baik dan tetap menjaga keutuhan umat.

“Dalam negara demokrasi pemberian dukungan kepada calon yang berbeda adalah hal biasa. Janganlah akibat sikap tersebut membuat umat menjadi terpecah dan pilkada berjalan tidak kondusif," kata Panglima Laskar Pembela Islam (LPI) Ustaz Maman Suryadi di sela perayaan Isra’ Mi’raj dan Maulid Nabi Muhammad SAW  dengan tema Kita Menangkan Pemimpin Muslim Tanpa Merusak Hubungan Silaturrahmi di Ponpes An-Nur asuhan Ketum FPI  KH Sobri Lubis  di Kampung Poncol, Desa Babakan Cise’eng, Bogor, Ahad (13/5).

Melalui siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Senin (14/5), Menurut Ustaz Maman, pihaknya juga ikut berupaya agar pemberian dukungan oleh kalangan ulama islam kepada pasangan calon peserta pilkada tidak membuat mereka pecah. Langkah yang dilakukan antara lain dengan mempererat tali silaturahim seperti melalui maulid nabi, tabligh akbar, dan kegiatan lainnya.

Selain itu LPI juga akan bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menjaga pilkada yang aman dan nyaman. Apalagi selama ini koordinasi antara LPI dengan Polri dan TNI sudah berjalan cukup baik.

Untuk menjaga agar suasana kondusif selama pelaksanaan pilkada serentak LPI  seperti biasa akan melakukan pemantauan. Tentu semua dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan aparat terkait seperti Polri dan Bawaslu.

“Pada prinsipnya kami menginginkan umat islam dapat menyalurkan aspirasi politiknya sesuai keyakinan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement