REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjan Pol Machfud Arifin mengungkapkan, jumlah korban jiwa akibat tiga teror bom di Jawa Timur pada Ahad dan Senin menewaskan 26 orang. Tiga teror bom yang dimaksud adalah ledakan di tiga gereja di Surabaya, ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, dan ledakan di Mapolrestabes Surabaya.
Machfud menjelaskan, dari total korban jiwa tersebut, setengahnya adalah korban dari warga masyarakat. Sementara 13 lainnya merupakan pelaku yang terdiri dari tiga keluarga. "Saya juga tidak tahu kenapa jumlahnya antara korban dan pelaku bisa sama-sama 13," kata Machfud di Mapolda Jatim, Selasa (15/5).
Seorang suporter menyalakan lilin saat aksi solidaritas terkait aksi tragedi teror bom di Surabaya dan Siduarjo di Taman Suropati, Jakarta, Senin (14/5).
Machfud menjabarkan, 13 korban jiwa dari warga masyarakat, semuanya sudah teridentifikasi. Bahkan 12 di antaranya sudah diserahterimakan kepada keluarga. Menurutnya, tinggal satu korban yang belum diserahterimakan kepada keluarga. Yakni seorang Satpam bernama Bayu.
Begitu pun 13 jenazah yang merupakan pelaku, semuanya sudah teridentifikasi. 11 di antaranya sudah jelas dan dapat dipastikan, nama-namanya, alamatnya, dan lain sebagainya. "Sudah lengkap semua," ujar Machfud.
Sementara dua pelaku lainnya memang belum jelas data identifikasinya. Namun sudah dipastikan keduanya merupakan pelaku yang melakukan pengeboman di Gereja Santa Maria Tak Bercela, di Ngagel. Sulitnya memperjelas data identifikasi keduanya karena tubuh jenazah yang rusak parah.
"Satu bisa teridentifikasi, satunya agak sulit teridentifikasi jelas itu. Ini ada di Ngagel yang bawa motor. Ini kepala yang satu kita lihat ada sudah teridentifikasi, tinggal satu yang parah hanya ada batoknya saja yang kita temukan," kata Machfud.
Personel penjikan bom (Jibom) bersiap melakukan identifikasi di lokasi ledakan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).
Sementara itu, lanjut Machfud, jumlah korban yang saat ini masih dalam perawatan jumlahnya tinggal 33 orang. Termasuk enam anggota polisi. Kesemuanya itu tersebar di beberapa titik rumah sakit, seperti di RS Dr Soetomo, RS Bhayangkara Polda Jatim, RS Bedah Surabaya dan lain sebagainya. "Anggota polisi yang agak parah ada satu yang di RS Dr Soetomo. Kondisinya mungkin matanya hilang fungsi satu, mudah-mudahan satunya bisa berfungsi kembali," ujar Machfud.