REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjan Machfud Arifin menyatakan, di Jatim tidak perlu diberlakukan siaga 1, setelah dua hari berturut-turut ada teror bom di Surabaya dan Sidoarjo. Hanya saja, pengamanan di markas-maskas dan kantor-kantor polisi perlu ditingkatkan melebihi biasanya.
"Pengamanan di Mako-mako, tetap harus ditingkatkan. Begitupun di polres-polres, polsek-polsek, juga saya instruksikan melakukan pengamanan ketat," kata Machfud di Mapolda Jatim, Selasa (15/5).
Machfud menyatakan, secara umum, aktivitas masyarakat di Jawa Timur sudah kembali berjalan normal. Pasar-pasar dan pusat perbelanjaan juga sudah kembali menggeliat, setelah adanya rentetan teror.
Bahkan, Mapolrestabes Surabaya yang sebelumnya menjadi sasaran teror juga sudah bisa memberi pelayanan publik seperti biasa. "Pelayanan-pelayanan publik sudah berjalan seperti biasa," ujar Machfud.
Machfud menyatakan, secara umum jaringan teroris yang melancarkan teror di Surabaya dan Sidoarjo sudah terbaca oleh aparat kepolisian. Saat ini, menurutnya, aparat sedang bergerak terus untuk bisa membereskan jaringan-jaringan tersebut.
"Beberapa di antaranya sudah kami lumpuhkan, dan ada yang kami amankan juga. Mudah-mudahan, ya, berharap gak banyak sekali yang ditangkap. Kalau banyak banget, ya, berarti teroris ini banyak banget," kata Machfud.
Baca Juga: Polda Jatim Sudah Tangkap 13 Orang Terduga Teroris