Rabu 16 May 2018 04:49 WIB

Bom Bunuh Diri di Surabaya, Ini Kata Penceramah Harry Moekti

Harry mengatakan, seharusnya kemampuan para teroris untuk menyampaikan kebenaran

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Ulama Harry Moekti
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ulama Harry Moekti

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Penceramah Harry Moekti memberikan pandangan terkait aksi bom bunuh diri di Surabaya, Ahad (13/5) dan Senin (14/5) pagi, serta di Sidoarjo yang menewaskan belasan warga serta puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan. Dia menyebut, aksi yang dilancarkan itu berlandaskan eksistensi semata.

"Mereka itu merasa jago (kuat) dan ingin menunjukkan mampu. Kemampuannya dipakai untuk berbuat itu (mengebom)," ujarnya di Kota Cimahi, Senin (14/5).

Aksi terorisme tersebut menyasar gereja, kantor polisi, dan rumah susun. Akibatnya, puluhan nyawa melayang dan mengalami luka-luka.

Dia mengatakan, seharusnya jika mereka merasa memiliki kemampuan itu, digunakan untuk menyampaikan kebenaran. Sehingga, tidak sampai mencelakakan orang yang tidak bersalah.

Ia mencontohkan, seperti seorang ulama yang memiliki kemampuan berdakwah, berarti harus menyampaikan kebenaran. Sehingga, bisa bermanfaat untuk masyarakat.

"Contoh saya pendakwah, berarti berani menyampaikan kebenaran, bukan berani celaka," ujarnya.

Dia mengimbau masyarakat tetap bertakwa agar tidak ada ketakutan atas adanya kejadian tersebut. "Mengaji adalah modal dari takwa, kerjakan sekarang juga karena orang bertakwa itu tidak memiliki rasa takut kecuali kepada Allah," katanya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement