Rabu 16 May 2018 05:05 WIB

Kapolri Kunjungi Tiga Anak Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri

AR membenarkan bahwa bom yang meledak pada malam itu memang benar milik ayahnya

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo. Selasa (15/5).
Foto: Dok Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri.
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo. Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Tito Karnavian, mengunjungi tiga anak terduga pelaku yang selamat dari ledakan bom di Rusunawa, Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Ledakan tersebut merupakan salah satu dari rentetan ledakan bom di Surabaya.

Kamar yang ditempati sang anak tersebut, ditinggali enam orang anggota keluarga, dua orang tua dan empat orang anak. Sang ayah Anton Febrianto (47), sang ibu Puspita Sari (47), dan satu anak tertua atas nama Halyah (17) dari terduga pelaku dinyatakan meninggal dunia.

Sementara tiga adiknya yang lolos dari ledakan adalah anak kedua AR (15), anak ketiga FPH (11) mengalami luka di bagian paha sebelah kiri, dan anak keempat H (11) luka pada hidung. Dalam kejadian itu, AR anak kedua di keluarga itu dibantu oleh warga sekitar menyelamatkan kedua adiknya dari ledakan untuk dibawa ke RS Siti Khodijah dan saat ini sudah dirujuk ke RS Bhayakara Polda Jawa Timur.

"Ayah sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan seringkali mendengarkan ceramah melalui internet. Saya seringkali diajak berjihad, saya menolak karena tidak sesuai dengan pemikiran saya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam," ujar AR kepada Kapolri, dalam rilis Polri yang diterima Republika.co.id, Selasa (15/5).

Dalam kesempatan itu, AR membenarkan bahwa bom yang meledak pada malam itu memang benar milik ayahnya yang dirakit sendiri hasil belajar melalui internet dan Youtube.

Awalnya, AR tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom, bahkan sempat menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya bersama keluarganya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement