Sabtu 19 May 2018 05:52 WIB

Wapres JK Sebut Pidato Netanyahu Penuh Arogansi

Di depan KTT OKI, Jusuf Kalla sampaikan rasa sedihnya terhadap kondisi Palestina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID,  ISTANBUL --- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dengan tegas mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza pada 14 Mei 2018 lalu. Di hadapan para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Jusuf Kalla menyampaikan rasa sedihnya terhadap kondisi Palestina saat ini.

"Saya hadir di KTT ini dengan hati sedih melihat terus jatuhnya korban sipil di Gaza, kekerasan demi kekerasan terjadi, ketidakadilan terus terjadi tanpa kita dapat menghentikannya,"ujar Jusuf Kalla di Istanbul Congress Center (ICC), Jumat (18/5).

Jusuf Kalla menyampaikan, kejadian di Palestina tersebut mengingatkannya kepada sebuah tragedi 70 tahun silam. Ketika itu, bangsa Palestina mengalami hari bencana, yakni Nakba Day.

Nakba Day merupakan hari dimana Tanah Palestina diduduki. Selain itu, hampir 1 juta orang terusir dari tanah Palestina.

Jusuf Kalla menilai, pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem pada 14 Mei 2018 lalu, telah menghancurkan harapan rakyat Palestina dan harapan masyarakat dunia. Selain itu, pidato Netanyahu juga dinilai penuh arogansi.

"Netanyahu antara lain mengatakan, 'Jerusalem tidak dapat dipisahkan, Jerusalem menjadi ibukota Israel', pernyataan ini sangat berbahaya," kata Jusuf Kalla.

Di sisi lain, ketika upacara meriah pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat, satu demi satu nyawa bangsa Palestina melayang. Jusuf Kalla mencatat, sudah lebih dari 50 nyawa melayang akibat serangan dari Israel tersebut.

"Kita tidak pernah tahu berapa lagi, berapa nyawa akan melayang karena penggunaan kekuatan yang berlebihan dari Israel. Enough is enough," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla meminta agar negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus bersatu dalam membantu Palestina. Jusuf Kalla juga menyatakan, persamaan sikap negara-negara anggota OKI harus ditingkatkan.

"OKI harus jadi motor utama penggerak dukungan terhadap Palestina," ujar Jusuf Kalla.

Pada pertemuan para menteri luar negeri OKI, Indonesia menginisiasi draft statement OKI mengenai pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem. Jusuf Kalla mengapresiasi dukungan Turki dan Bangladesh, serta seluruh negara anggota OKI lainnha sehingga statement tersebut dapat terwujud. Oleh karena itu, Jusuf Kalla mengajak seluruh negara-negara OKI dapat menyisihkan perbedaan demi Palestina.

"Jika OKI bersatu, saya yakin hasil perjuangan kita akan jauh lebih baik," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mendorong agar langkah OKI tidak boleh berhenti untuk mendorong Palestina melalui langkah konkrit. Jusuf Kalla berharap pertemuan ini tidak hanya sekadar membicarakan wacana, namun ada tindakan nyata untuk membantu Palestina.

"Langkah satu OKI harus dilakukan terus menerus, tidak boleh berhenti, dan langkah yang diambil adalah langkah konkrit. Kita harus bertindak," ujar Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement