REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) se-Kota Medan menggelar aksi untuk memperingati 20 tahun reformasi, pada Senin (21/5) sore. Dalam aksi tersebut, mahasiswa membakar ban dan keranda.
Perwakilan massa yang terdiri dari mahasiswa berbagai kampus pun berorasi sambil mengelilingi ban dan keranda tersebut, di depan Gedung DPRD Sumatera Utara (Sumut) di Jalan Imam Bonjol, Medan. "Ini bukti bahwa reformasi belum dirasakan masyarakat sampai saat ini," tegas salah satu koordinator aksi, Wira Putra, Senin (21/5).
Wira mengatakan, hingga kini, cita-cita reformasi tak kunjung terealisasi. Bahkan, demokrasi hari ini dibungkam kembali dengan cara yang halus. Jika saat era Orde Baru dulu, mereka yang bersuara dibungkam dan diculik, maka metode yang sama kini digunakan kembali.
"Namun dengan cara yang berbeda, seperti banyaknya kriminalisasi, UU ITE yang semakin digencarkan penguatannya dan Perppu Ormas," ujarnya.
Tak hanya itu, rakyat Indonesia pun masih jauh dari kesejahteraan. Di tengah kekayaan sumber daya alam yang melimpah, negara terus saja melakukan impor, seperti garam dan beras. "Ini membuat cita-cita reformasi belum terwujud. Oleh karena itu, kami meminta kepada pemerintahan Jokowi-JK untuk benar-benar melihat rakyat dan peduli kepada rakyat Indonesia," katanya.
Aksi ini mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Setelah melakukan aksi, massa lalu membubarkan diri dengan tertib.