REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kasatlantas Polres Bogor AKP Hasby Ristama mulai memprediksi kepadatan lalu lintas di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, saat Lebaran nanti. Ia menilai kepadatan akan mulai terjadi pada tanggal 17 Juni hingga 23 Juni 2018. Atau sejak hari pertama Lebaran yang diperkirakan jatuh pada 17 Juni 2018.
"Karena itu hari libur panjang, banyak masyarakat yang ingin berwisata. Jadi dari 17-23 Juni kita prediksikan itu cukup panjang. Dan di pertengahan itu biasanya cukup signifikan naiknya," ujar AKP Hasby di simpang Gadog, Rabu (23/5).
Kasatlantas menyebut kenaikan jumlah kendaraan disebabkan karena cuti bersama yang diperpanjang. Dengan kenaikan tersebut, tidak menutup kemungkinan jalur tol pun akan tertahan karena jalur dari atas atau Puncak terus mengalir.
Sistem satu arah (SSA) yang biasa dilakukan oleh pihak kepolisian pun akan tetap dilakukan dan mengikuti situasi dan kondisi di lapangan. Namun jadwal pastinya sistem tersebut akan berlaku awal pada pukul 07.30 WIB untuk menuju ke atas, dan pukul 13.00 WIB SSA menuju bawah.
Namun jika jalanan dirasa sangat padat, polisi akan memberlakukan SSA dua arah. "Jika padat sekali kita one way dua arah. Langsung tek-tok dua arah dan tidak ada penormalan. Dari jam 13.00 WIB kita sudah one way ke bawah. Masyarakat yang ingin menuju puncak pada jam 13.00 WIB sampai maghrib diimbau untuk tidak ke Puncak karena lagi one way ke bawah," ujarnya.
Beberapa titik pun telah diantisipasi kepadatannya oleh kepolisian. Diantaranya di daerah Pasir Muncang, Pasir Angin, Mega Mendung, Lokakarya, Pasar Cisarua, Simpang Taman Safari, dan Warung Kaleng. Tempat-tempat ini mendapatkan perhatian lebih karena jalurnya yang mengecil saat menuju ke dalam.
"Ini tempat-tempat yang kita fokuskan karena jalurnya kecil untuk masuk ke dalam. Di dalamnya banyak vila penginapan yang digunakan oleh masyarakat," lanjutnya.
Polres juga mengimbau masyarakat yang ingin menuju wilayah Cianjur, Cibodas, Ciloto, Cipanas, dan Taman Bunga menggunakan jalur Jonggol menuju Cariu. Jalur ini sudah disurvei oleh pihak Polres dan jalannya sudah bagus.
Jalur ini panjangnya 86 kilometer dan jarak tempuhnya kurang lebih 2,5 jam. Menurut Kasatlantas jalur ini lebih pendek dibanding melewati Puncak yang memutar. Selain itu jalur Puncak berisiko terkena kebijakan satu arah yang bisa memakan waktu hingga dua jam.
Kondisi rambu di jalur yang dikenal Transyogi ini sudah lumayan lengkap, hanya beberapa tempat di Cariu yang belum. Namun hal ini sudah dibicarakan dengan pihak Dinas Perhubungan dan akan segera dipasang.
"Kita sudah survei mana saja yang kurang. Kurang rata-rata rambu, kalau penerangan ada beberapa yang kurang tapi yang mengurus Dinas Pertamanan, jalurnya juga masuk Provinsi. Tapi kita tetap support untuk rambu-rambunya sehingga masyarakat tidak tersesat kalau mau ke Cianjur maupun jalur lainnya," lanjutnya.