REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meminta warga yang terdampak erupsi Gunung Merapi untuk tidak pulang dulu sebelum kondisi dinyatakan aman. Puan meminta semua tetap di pos pengungsian.
“Jangan kembali ke rumah. Semoga tidak lama atau jadi lebih parah, kami harapkan kembali reda," kata Puan usai menyerahkan berbagai bantuan sosial kepada warga di kantor Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/5).
Dia berharap erupsi Merapi tidak parah sebagaimana erupsi sebelumnya yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Menurut dia, Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selalu siap menangani dampat letusan gunung. Dia berharap juga agar anak-anak yang ikut mengungsi tidak terganggu kegiatan sekolahnya.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan pemerintah daerah akan selalu memfasilitasi warga di sekitar Gunung Merapi yang mengungsi. "Kalau memang merasa takut, ya, biarkan mengungsi. Perasaan orang berbeda-beda," kata Sultan HB X usai mengunjungi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Kamis.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan - Puan Maharani.
Menurut dia, warga yang tinggal di sekitar Gunung Merapi sudah memahami karakter gunung tersebut bahkan sudah melakukan persiapan yang matang. Misalnya, mengemas barang-barang penting, seperti pakaian dan surat berharga sehingga saat terjadi letusan sudah tinggal dibawa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengatakan sampai saat ini, bantuan yang sudah didistribusikan oleh BPBD DIY adalah kebutuhan logistik. Di antaranya, tikar, makanan dam kebutuhan rumah tangga.
Pada Kamis (24/5) hingga pukul 13.00 WIB, Gunung Merapi sudah mengalami dua kali letusan. Letusan pertama terjadi pukul 02.56 WIB selama empat menit dengan ketinggian kolom 6.000 meter dan letusan kedua terjadi pukul 10.48 WIB berdurasi 2 menit dengan tinggi kolom letusan 1.500 meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Jawa Tengah menyalurkan bantuan untuk warga di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kamis. Desa itu berjarak sekitar 3,5 kilometer dari puncak dan sebanyak 362 jiwa mengungsi.