REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mantan Perdana Menteri Jepang Yasuhiro Nakasone tahun ini telah mencapai usia 100 tahun. Dengan usianya tersebut, maka tidak heran jika dia mengetahui perjalanan sejarah negerinya, menjadi saksi kemenangan dan juga kekalahan dalam perang.
Sebagai perwira angkatan laut Perang Dunia II, Nakasone menyaksikan kekalahan dan kehancuran Jepang. Empat dekade kemudian, ia memimpin Jepang pada tahun 1980-an di puncak keberhasilan ekonominya.
Di usia senjanya, Nakasone tetap produkif memperjuangkan undang-undang yang dia anggap perlu direvisi. Saya merasa bahagia bahwa saya dapat berdiri dan bekerja dengan orang Jepang untuk rekonstruksi Jepang dari kehancuran perang, kata Nakasone dalam sebuah pernyataan untuk menandai ulang tahunnya.
"Ketika saya merenungkan 100 tahun hidup saya dengan perubahan jaman, banyak kenangan melewati pikiran dan emosi saya memenuhi dada saya," kata Nakasone.
Nakasone dirawat oleh putrinya yang berusia 71 tahun di sebuah rumah di Tokyo. Setiap pagi Nakasone masih rajin membaca koran dan buku. Pada beberapa kesempatan dia juga sering terlihat mengunjungi kantornya dengan dikawal pihak keluarga.
"Kelaparan tanpa henti untuk eksplorasi dan keingintahuan intelektual sangat penting," kata Nakasone.
Nakasone merupakan anak laki-laki dari seorang pedagang kayu. Dia dilahirkan pada 27 Mei 1918, tahun terakhir Perang Dunia I. Dia memulai karir politiknya sebagai seorang nasionalis yang mencela pendudukan AS selama 1945 hingga 1952.
Selama lebih dari setengah abad di parlemen, Nakasone menjabat sebagai kepala pertahanan dan kepala Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional. Sebagai perdana menteri periode 1982 hingga 1987, ia memperkuat pertahanan dan aliansi Jepang dengan AS saat menangani kepentingan pribadi untuk meluncurkan privatisasi perusahaan telepon, tembakau, dan kereta api negara.
Nakasone bukanlah satu-satunya mantan pemimpin Jepang yang mencapai usia 100 tahun. Pangeran Naruhiko Higashikuni bahkan hidup sampai usia 102 tahun. Selain itu, wanita tertua di dunia juga berasal dari Jepang dengan usia 117 tahun.
Di usianya yang ke 100 tahun ini, Nakasone mengatakan bahwa dirinya masih ingin bermanfaat bagi negara. "Saya bertekad untuk mengabdikan diri saya untuk layanan terakhir saya untuk negara, untuk rakyat dan untuk kampung halaman saya," katanya.