REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan lembaga perbankan menggelar pasar murah 2018 di lapangam parkir Stasiun Kiaracondong. Pasar murah digelar selama tiga hari sejak mulai 4 Juni sampai 6 Juni 2018.
Kepala Grup Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan SLA Sukarelawati Permana mengatakan pasar murah ini digelar dalam rangka mengendalikan inflasi di Jawa Barat. Sebab, inflasi kecenderungannya selalu meningkat saat memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Sukarelawati menuturkan, hampir semua komoditas mengalami peningkatan harga sebagai akibat tingkat konsumsi masyarakat yang berlipat. Padahal, secara tidak disadari, hal tersebut berpengaruh terhadap daya beli masyakarat yang berdaya beli rendah.
"Menyikapi kenaikan harga-harga tersebut, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta perbankan Jawa Barat berinisiatif untuk membentuk suatu program kepedulian sosial seklaigus upaya pengendalian inflasi di bulan Ramadhan. Adapun program dimaksud yaitu program Pasar Murah," kata Sukarelawati pada pembukaan Pasar Murah 2018, Senin (4/6).
Pelaksanaan Pasar Murah yang dilaksanakan pada kesempatan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gejolak harga yang terjadi pada saat bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, dapat membantu mengendalikan inflasi di Jawa Barat.
"Bahwa urgensi pentingnya inflasi untuk tetap berada di level yang rendah dan stabil merupakan suatu keharusan," ujarnya.
Di samping pengendalian inflasi, pasar murah menjadi upaya membantu masyarakat mendapatkan harga kebutuhan pokok lebih murah. Di pasar murah ini tersedia berbagai kebutuhan masyarakat terutama komoditas pangan.
Pasar murah sengaja diadakan di Kiaracondong karena wilayah ini termasuk kawasan padat di Kota Bandung. Kiaracondong juga masuk dalam titik perhitungan inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Pejabat sementara wali kota Bandung yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung Muhamad Solihin mengatakan pasar murah ini merupakan terobosan yang rutin dilaksanakan BI. Solihin berharap pasar murah ini bisa tepat sasaran peruntukannya.
"Yang saya harapkan bukan yang berkemampuan, yang belanja di sini yang kekurangan," ujarnya.
Pada pasar murah ini, masyarakat bisa memperoleh kebutuhan pokok dengan harga relatif terjangkau. Di antaranya telur ayam seharga Rp 21.000 per kilogram (kg), beras medium Rp 9.250 per kg, beras premium Rp 58 ribu per lima kg, gula pasir Rp 11.500 per kg, dan minyak goreng Rp 12 ribu per liter. Selain itu, ada pula bazar produk pakaian dan sayur organik murah.