REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menggelar apel kesiapan pasukan untuk Operasi Ketupat Semeru 2018. Wakapolda Jatim Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo mengungkapkan, Operasi Ketupat Semeru 2018 akan digelar selama 18 hari, mulai 7 Juni hingga 24 Juni 2018.
Dalam operasi tersebut, Polda Jatim menerjunkan sekitar 2.630 personel. Rinciannya, anggota kepolisian 2.100 personel, Dinas Perhubungan 244 personel, Jasa Raharja 20 personel, TNI 244 personel, dan pengelola jalan tol 22 personel.
Selain itu, lanjut Widodo, ada pula beberapa anggota Pramuka yang ikut mengamankan kelancaran arus mudik dan arus balik lebaran 2018. Menurutnya, seluruh komponen ini diterjunkan jelas untuk menciptakan situasi dan rasa aman bagi masyarakat.
"Menjadi sasaran kita di dalam pelaksanaan operasi selain memang tujuan utama adalah menciptakan rasa aman sehingga masyarakat merayakan Idul Fitri dengan nyaman aman di semua kegiatan tempat berkumpulnya masyarakat," kata Widodo di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Rabu (6/6).
Widodo melanjutkan, sesuai insteuksi Kapolri, ada empat potensi kerawanan yang perlu diantisipasi dan diperhatikan petugas saat menggelar Operasi Ketupat Semeru 2018. Yakni, yang pertama adalah menjaga stabilitas harga pangan. Kemudian yang kedua adalah kestabilan arus mudik dan arus balik yang mana banyak lokasi rawan macet dan rawan kecelakaan.
"Ketiga potensi bencana alam dan gangguan seperti curas, curanmor, begal hingga hipnotis, dan keempat ancaman tindak pidana terorisme, ujar Widodo.
Dalam upaya mengantisipasi kecelakaan yang sering terjadi, Widodo mengaku pihaknya telah menyiapkan berbagai upaya pengamanan. Khususnya di beberapa ruas jalan tol, baik yang sudah beroperasi penuh, maupun yang bersifat fungsional.
Terkait ancaman terorisme, Widodo menyatakan siap melaksanakan imbauan Kapolri yang meminta setiap satuan wilayah meningkatkan kegiatan deteksi intelijen melalui satgas anti teror di seluruh jajaran. Tentunya dengan dibantu anggota TNI.
Sedangkan untuk mengantisipasi gejolak harga dan ketersediaan bahan pangan selama ramadhan hingga Hari Raya dan usai hari raya, Polda Jatim juga telah melakukan upaya. Salah satunya dengan menurunkan Satgas Pangan yang dipimpin oleh Direskrimsus.
"Ada satgas pangan yang dipimpin oleh Direskrimsus itu juga stand by memantau harga eceran tertinggi yang terjadi di sini, kalau ada yang melebihi itu nanti akan bergerak," kata Widodo.