Jumat 22 Jun 2018 21:54 WIB

BPPTKG: Gunung Merapi Wasih Berstatus Waspada

BPPTKG mengimbau kegiatan pendakian untuk sementara masih tidak direkomendasikan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Asap solfatara muncul dari kawah Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (3/6).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Asap solfatara muncul dari kawah Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menekankan, status Gunung Merapi sampai hari ini masih waspada. Hal itu didasari pengamantan visual dan instrumental selama sepekan terakhir.

"Terutama, jumlah gempa hembusan (DG) yang masih signifikan, maka disimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi dinyatakan dalam tingkat aktivitas waspada," kata Hanik, Jumat (22/6) sore.

Secara visual, cuaca cerah terjadi pada pagi dan malam, sedangkan cuaca berkabut terjadi pada siang dan sore hari. Asap teramati berwarna putih, intensitasnya sedang dengan dan tekanan gas lemah.

Tinggi maksimum hembusan 400 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan pada 20 Juni 2018. Untuk gempa, sepekan ini tercatat lima kali gempa multifase, 35 kali gempa guguran, 9 kali gempa embusan, dan 19 kali gempa tektonik.

Untuk deformasi, pengukuran EDM menghasilkan nilai jarak tunjam rata-rata untuk sektor selatan sebesar 6506,93 meter. Data pemantauan baseline GPS Stasiun Selo-Pasarbubar menunjukkan jarak sebesar 4259,20 meter.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau secara instrumental menggunakan EDM dan GPS tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dalam pekan ini. Sedangkan, pada Ahad lalu terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi.

"Dengan intensitas curah hujan tertinggi di Pos PGM Jrakah tercatat 14 milimeter selama 145 menit pada 20 Juni 2018," ujar Hanik.

Dengan status yang masih waspada, BPPTKG mengimbau kegiatan pendakian untuk sementara masih tidak direkomendasikan. Pengacualian cuma diberikan untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian terkait upaya-upaya mitigasi bencana.

Radius tiga kilometer masih diminta dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III diminta tetap meningkatkan kewaspadaan, dan jika terjadi perubahan aktivitas signifikan status Gunung Merapi akan ditinjau kembali.

Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yant tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah. Lebih baik menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat.

Pengecekan dapat pula dilakukan melalui radio komunikasi di frekuensi 165,075 MHz, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG. Pemda turut diminta terus sosialisasikan kondisi terkini Gunung Merapi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement