REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA CITY -- Pemerintah Guatemala meminta Amerika Serikat (AS) tidak mendeportasi imigran asal negaranya yang menjadi korban letusan gunung berapi Fuego. Presiden Guatemala Jimmy Morales telah menginstruksikan Kementerian Luar Negeri mengajukan petisi kepada Pemerintah AS agar memberikan status perlindungan sementara bagi para imigran itu.
"Permintaan ini adalah respons terhadap bencana yang disebabkan gunung berapi Fuego," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Guatemala, Marta Larra, Senin (25/6). Atas permintaan ini, Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan komentar.
Presiden Guatemala Jimmy Morales.
Fuego, yang artinya api dalam bahasa Spanyol, terletak sekitar 40 Km di barat daya ibu kota Guatemala City. Gunung ini juga dekat dengan kota kolonial yang indah, Antigua, yang telah menjadi situs warisan dunia UNESCO.
Letusan Fuego dimulai pada 3 Juni lalu dan dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 112 orang. Ratusan penduduk lainnya terpaksa mengungsi dan banyak warga yang masih dinyatakan hilang.
Letusan gunung berapi Fuego mengeluarkan hujan abu yang jatuh ke kota-kota di sekitarnya. Gunung ini juga memuntahkan aliran piroklastik ke seluruh wilayah itu. Gunung setinggi 3,763 meter tersebut adalah salah satu dari 34 gunung berapi aktif di Guatemala.