Selasa 26 Jun 2018 16:17 WIB

Jelang Pilkada, Dedi Mulyadi Ziarahi Makam Ibunda

'Ibu saya selalu mengajarkan cinta kasih'.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Dedi Mulyadi berziarah ke makam ibunda di Subang, Selasa (26/6). Foto: Itan Nina Winarsih/Republika
Dedi Mulyadi berziarah ke makam ibunda di Subang, Selasa (26/6). Foto: Itan Nina Winarsih/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,SUBANG -- Jelang pelaksanaan pencoblosan Pilgub Jabar, Calon Wakil Gubernur Dedi Mulyadi menziarahi makam ibu kandungnya. Mantan Bupati Purwakarta ini, di sela-sela aktivitasnya menyempatkan diri datang ke TPU Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatn Dawuan, Kabupaten Subang. Pantauan //Republika//, Dedi ziarah ke makam ibu kandunya, Alm Karsiti,  didampingi putranya Ahmad Habibie dan  Maula Akbar. Seikat bunga diletakan di pusara makam dengan batu nisan berwarna hitam tersebut. 

Dedi tampak menitikan air mata. Kesedihannya terpancar jelas dari raut wajahnya. Seakan tak ingin meninggalkan ibunya, Dedi terus mengusap-ngusap batu nisan makam perempuan yang dihormati tersebut. "Saya menangis bukan tidak ikhlas kehilangan ibu. Tapi tempat pemakaman umum ini menjadi salah satu lokasi yang paling di ingat dalam hidup saya," ujar Dedi, Selasa (26/6).

Yaitu, sejak kecil, TPU Sukadaya ini menjadi lokasi favorit dirinya. Setiap hari Dedi didampingi ibunya sewaktu hidup, selalu mencari kayu bakar di lokasi pemakaman ini. Ada salah satu pohon besar yang saat ini tersisa di area pemakaman. Dahan tua dan jatuh dari pohon besar tersebut, lanjut Dedi, saat itu selalu diambil oleh dirinya untuk kayu bakar. Kenangan tersebut, hingga kini masih melekat kuat dalam ingatan Dedi. Karena itu, setiap kali dia berziarah ke makam ibunya, kenangan masa kecilnya. "Ini yang selalu membuat saya menangis. Dulu, kehidupan saya bersama ibu dan saudara-saudara sangat sederhana. Tetapi, alhamdulillah sekarang ada perubahan," ujar Dedi.

Karena itu, setiap kali ada peristiwa penting yang akan dijalani Dedi, dia selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke makam ibunya. Ibu Karsiti meninggal dunia pada 2004 silam. Menurut Dedi, ibunya adalah sosok perempuan yang sangat luar biasa. Salah satu didikan yang paling diingat sampai sekarang, yaitu soal pengelolaa  keuangan. Meskipun ibunya itu hanya perempuan desa yang tak punya pekerjaan atau berkarir, namun mampu mendidik dan membesarkan sembilan anaknya. "Ada prinsip keuangan yang sampai sekarang dipegang, yaitu sedikit cukup, banyak ada sisanya," ujar Dedi.

Ajaran ibunya ini, dia aplikasikan selama memimpin Purwakarta. Dengan APBD yang sedikit, dirinya mampu membawa membangun Purwakarta dengan kemajuan yang cukup pesat dibanding tahun sebelumnya. Karena itu, ajaran ibunya ini tidak akan dilupakan. Sebab, dinilai sangat positif. "Ajaran ibu saya ini penuh cinta kasih. Makanya, akan saya pakai dalam kehidupan," ujar Dedi. N Ita Nina Winarsih (Ita)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement