REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah hampir 49 tahun Ketua RW 02 Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Poniman, mendiami wilayah Jalan Tanah Tinggi 1 itu. Bahkan, selama ini baru ada tiga kali kebakaran. Namun, yang kali ini adalah yang terbesar, dua kebakaran sebelumnya telah berhasil dipadamkan sebelum merembet.
"Ini kebakaran yang ketiga kali, yang dua sebelumnya berhasil dipadamkan sebelum menyebar," ujar Poniman saat ditemui di lokasi kebakaran Jalan Tanah Tinggi 1, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Kebakaran pertama terjadi sekitar empat tahun lalu atau pada 2014. Saat itu, kebakaran terjadi karena adanya anak-anak yang bermain api di dalam rumah dan membakar tempat tidur. Alhasil, ibunya berteriak keluar minta bantuan dan langsung dibantu padamkan oleh warga. Beruntung api berhasil padam serta tidak sempat mengamuk.
Kebakaran kedua terjadi satu tahun lalu atau sekitar 2017. Penyebabnya, arus pendek. "Yang punya rumah teriak, langsung kita tangani, dan padam juga. Dua kejadian ini apinya membakar di bagian bawah rumah dan akses (menuju sumber kebakaran) gampang," papar Poniman.
Kebakaran pada Selasa (26/6) lalu itu, memang menjadi kebakaran terhebat. Namun, hingga saat ini warga belum bisa menaksir berapa kerugian dari seluruh rumah warga yang terbakar itu.
Sebelumnya diberitakan, sebuah kebakaran terjadi di rumah tinggal padat hunian di Jalan Tanah Tinggi 1 Johar Baru, Jakarta Pusat. Kebakaran terjadi pada Selasa (26/6) sekitar pukul 13.20 WIB. Setidaknya ada 20 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.
Dari data yang dihimpun, ada 53 rumah yang terbakar dalam luas tanah sekitar 900 meter persegi, dan total 97 kepala keluarga. "Sejak saya menjabat sudah dua tahun, tidak pernah kebakaran, baru ini. Ini rumah padat penduduk, wajar, dulu malah jalan ini nggak bisa masuk mobil ini sudah bisa," kata Kapolsek Johar Baru Kompol Maruhum Nababan saat ditemui di lokasi.