Sabtu 30 Jun 2018 19:15 WIB

AS Ingin Sanksi ke Korut tak Dicabut

Sanksi ke Korut akan dicabut jika proses denuklirisasi telah selesai.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menjalin perbincangan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi pada Jumat (29/6).  Dalam kesempatan tersebut, Pompeo menekankan pada Wang tentang pentingnya mempertahankan sanksi secara penuh terhadap Korea Utara (Korut).

"Dia (Pompeo) menekankan pentingnya menegakkan secara penuh semua resolusi Dewan Keamanan PBB yang terkait dengan Korut, terutama yang berkaitan dengan ekspor ilegal batu bara dan impor minyak mentah Korut dari kapal ke kapal yang dilarang PBB," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Yonhap, Sabtu (30/6).

Cina diketahui merupakan satu-satunya sekutu utama dan mitra dagang Korut. Transaksi perdagangan dengan Beijing menyumbang 90 persen pendapatan Pyongyang. 

Pada 12 Juni lalu, pemimpin Korut Kim Jong-un  dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Sentosa Island, Singapura. Pertemuan bersejarah tersebut digelar guna membahas tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea.