REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Siang hari ini, Rabu (4/7) sekitar pukul 12.20 WITA, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali kembali erupsi. Gunung berapi tertinggi di Pulau Dewata itu menyemburkan awan panas setinggi 2,5 kilometer (km) dari kawah puncak.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter (mm) berdurasi satu menit dan 58 detik. Saat ini gunung suci umat Hindu Bali itu masih berada pada status siaga atau level tiga.
"Masyarakat sekitar unung dan pendaki, pengunjung, wisatawan, tetap diimbau tidak berada dan beraktivitas di zona perkiraan bahaya, dalam radius empat kilometer dari kawah," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, Rabu (4/7).
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung juga perlu mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder, yaitu aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama di musim hujan. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Pada waktu yang hampir bersamaan, sekitar pukul 12.14 WITA di Sumba juga terjadi gempa bumi berkekuatan 5,4 Skala Richter (SR) dengan kedalaman 10 km. Meski demikian, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Kabupaten Karangasem mencatat jumlah pengungsi Gunung Agung sudah mencapai 2.731 orang yang tersebar di 28 titik. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan pengungsi terbanyak berada di Desa Ban (854 orang) dan di Desa Duda (310 orang).
"Pasokan logistik sementara ini masih terpenuhi oleh dinas sosial setempat," katanya.