Rabu 04 Jul 2018 17:36 WIB

Anak Pemimpin ISIS Tewas di Suriah

Al-Baghdadi menjadi tokoh paling diburu saat ini.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Gerakan ISIS di Suriah
Foto: Youtube
Gerakan ISIS di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Anak pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, Hudhayfah al-Badri, tewas dalam pertempuran di Suriah. Kabar tersebut diumumkan ISIS melalui akun Telegram miliknya pada Rabu (4/7).

"Hudhayfah al-Badri meninggal dalam operasi komando melawan Pemerintah Suriah dan pasukan Rusia di sebuah pembangkit listrik di Provinsi Homs," kata ISIS, seperti dikutip laman BBC.

Tidak ada keterangan lebih terperinci yang dirilis ISIS terkait tewasnya al-Badri. Tak banyak pihak yang mengetahui tentang keluarga al-Baghdadi. Hingga saat ini, lokasi persembunyian al-Baghdadi tak diketahui secara pasti.

Al-Baghdadi sempat beberapa kali dikabarkan telah tewas akibat serangan. Pada pertengahan 2017, misalnya, Rusia mengatakan, mereka mungkin berhasil membunuh al-Baghdadi ketika melancarkan serangan udara ke Raqa, Suriah. Namun, belakangan Rusia menyatakan masih berupaya memverifikasi hal tersebut.

Pada September 2017, seorang kepala militer AS menyatakan bahwa al-Baghdadi masih hidup. Ia menyebut, al-Baghdadi kemungkinan bersembunyi di Lembah Eufrat di Suriah timur.

Namun, intelijen Irak mengatakan, al-Baghdadi bersembunyi di Suriah timur bersama putra dan menantunya. Ia kerap berpindah lokasi tanpa disertai konvoi. Menurut pejabat intelijen Irak, al-Baghdadi sempat berada di Hajin, Shaddadi, Suwar, dan Markadah. Ia selalu bepergian dengan didampingi empat atau lima orang, termasuk putra dan menantunya.

Al-Baghdadi tidak pernah mendapat pengawalan yang mencolok, seperti konvoi. "Gerakannya sangat rahasia dan dia tidak pernah bepergian dengan konvoi," kata pejabat intelijen tersebut.

Al-Baghdadi merupakan tokoh yang paling dicari dan diburu saat ini. AS bahkan menawarkan hadiah sebesar 25 juta dolar AS bagi siapa pun yang berhasil menangkapnya.

Pada 2014, al-Baghdadi mendeklarasikan kekhilafahan di Irak dan Suriah. Deklarasi itu dilakukan di Masjid Agung Mosul di Irak. Namun, setelah deklarasi tersebut, al-Baghdadi tidak pernah diketahui keberadaannya.

Baca: Pertemuan Donald Trump dan Putin Mulai Disiapkan

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement