Ahad 08 Jul 2018 20:20 WIB

Perang Dagang AS-Cina, Indonesia Perlu Manfaatkan Peluang

Arus barang dari Cina dapat dimanfaatkan dengan baik.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Bendera AS dan Cina
Bendera AS dan Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina berpotensi menjadikan Indonesia pasar bagi Cina. Namun, arus barang dari Cina ini bisa dimanfaafkan dengan baik.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan, beberapa produk-produk yang mungkin kelimpahan masuk ke Indonesia adalah produk-produk besi baja dan logam. Kelimpahan besi baja ini menurutnya akan meningkatkan input produksi bagi Indonesia.

"Jadi sebenarnya ini bagus juga untuk proses industrialisasi, jadi seharusnya harga bisa jadi lebih murah," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (8/7). Apalagi, selama ini Indonesia mengalami deindustrialisasi. 

Di sisi lain, ada kompetisi dengan industri baja setempat seperti Krakatau Steel yang akan terdampak paling signifikan. Hal ini karena harga barang asal Cina yang sangat murah. 

Indonesia bisa melihat selisih antara harga yang ditawarkan Cina dengan harga internasional. Jika terdapat selisih yang cukup tinggi, itu artinya itu ada potensi dumping.

"Kalau ada potensi dumping, sebenarnya pemerintah itu bisa menerapkan biaya masuk antidumping. Itu yang bisa dilakukan secara segera," katanya.

Untuk melakukan penerapan biaya antidumping diperlukan kajian dan aturan birokrasi yang memakan waktu hingga tiga tahun. Hal itu berkaca dari pengajuan biaya tarif antidumping oleh asosiasi baja Indonesia terhadap Cina pada 2008-2009.

Sementara Indonesia tidak bisa menghalangi masuknya produk Cina tersebut karena akan memicu adanya perang dagang. Mencari pasar baru selain AS menjadi dampak lanjutan akibat trade war yang terjadi karena tidak mungkin menahan produksi negaranya. Pemilihan Indonesia tentunya karena merupakan pasar terbesar di ASEAN.

Menurutnya, ASEAN menjadi pasar prospektif sekaligus paling dekat dengan negara tersebut. Pasar ASEAN yang memiliki koneksi kuat dengan Cina yaitu Vietnam, Thailand dan Myanmar. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement