REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Presiden Rusia Vlaidimir Putin dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Istana Kepresidenan Finlandia di Helsinki pada Senin (16/7) telah usai. Putin dianggap telah memenangkan negosiasi dalam pertemuan tersebut.
The Guardian dalam editorialnya menyebut, Trump datang ke pertemuan itu dengan cukup percaya diri. Ia mengatakan, banyak hal yang akan dibicarakan dengan Putin, mulai dari perdagangan hingga militer.
Walaupun hubungan kedua negara kini tak begitu harmonis, Trump menyatakan, tetap yakin hal itu dapat diperbaiki. Ia bahkan tak segan mengatakan, menjalin hubungan dengan Rusia adalah hal yang baik. Dunia, kata Trump, juga ingin melihat kedua negara bersama.
Namun ketika Trump mengumbar hal-hal itu, Putin, menjelang pertemuan dengannya, memperlihatkan wajah yang kurang antusias. Ia bahkan sangat irit berkomentar.
Wajah Putin baru terlihat semringah setelah pertemuan dilaksanakan selama sekitar lima jam. Trump diduga tak menyinggung isu-isu yang menyudutkan Rusia di kancah internasional.
Krisis Krimea, misalnya. Dalam konferensi pers Putin berani menyatakan, Washington tidak memberikan tekanan yang cukup pada Ukraina untuk menyerah pada tuntutan Rusia. Kemudian dampak praktis pertemuan keduanya terhadap krisis Suriah dan situasi di Timur Tengah masih belum jelas. Kendati demikian, Trump tak mengisyaratkan bahwa dia bermaksud mengambil sikap apa pun terkait isu tersebut.
Rusia dan AS memang berseberangan terkait krisis di Suriah. Moskow diketahui merupakan sekutu Suriah, sedangkan Washington membela kubu oposisi.
Kemudian terkait dugaan intervensi Rusia dalam pilpres AS, walaupun tetap menjadi hambatan yang canggung, Trump memang tampak tidak memperlakukan masalah tersebut secara serius.
Baca juga, Putin: Trump Lebih Banyak Bicara Soal Israel.
Putin sendiri telah berulang kali menyangkal tuduhan negaranya mengintervensi pilpres AS. Hal-hal tersebut memperlihatkan Rusia telah memenangkan negosiasi dengan AS di Helsinki.
Presiden Putin menyatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghabiskan sebagian besar waktu perundingan bersama di Helsinki ini dengan membicarakan Israel. Padahal menurut dia situasi yang ada sudah kondusif untuk mengupayakan kerja sama terkait Suriah.
Sementara itu, Putin mengatakan terkait Iran, Ia mengaku memahami penentangan Washington terhadap perjanjian nuklir internasional dengan Iran, yang didukung Rusia. Presiden Trump menekankan pentingnya tekanan internasional bersama terhadap Iran, yang selama ini menjadi sekutu Rusia,
Trump juga menyatakan Washington dan Moskow akan berupaya memastikan keamanan Israel. Hal itu ia katakan pada Senin (16/7). "Kami sama-sama telah berbicara dengan Bibi (sebutan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) dan mereka akan melakukan sejumlah langkah dengan Suriah, yang berkaitan dengan keamanan Israel," kata Trump dalam jumpa pers bersama Putin.