REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya tidak pro-Rusia. Hal tersebut menyusul pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia, pada Senin lalu.
"Saya tidak pro-Rusia, pro-siapa pun. Saya hanya ingin negeri ini aman," kata Trump ketika diwawancara Fox News, dikutip laman kantor berita Rusia TASS, Rabu (18/7).
"Anda tahu, Rusia dan AS mengendalikan 90 persen senjata nuklir di dunia. Bukan hanya karena alasan itu, berhubungan dengan Rusia itu hal yang baik, bukan hal buruk," ujar Trump menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Trump juga mengungkit kembali jasa Uni Soviet selama masa Perang Dunia II. "Dalam Perang Dunia II, Rusia kehilangan 50 juta orang dan membantu kami memenangkan perang. Saya berkata pada diri sendiri pada hari yang lain, 'Anda tahu, Rusia benar-benar membantu kita'," ucapnya.
Pertemuan Putin dan Trump di Helsinki merupakan pertemuan bilateral perdana. Trump lebih banyak disorot, bahkan dikritik oleh sejumlah politisi AS, karena dianggap melunak di hadapan Putin.
Hal ini karena Trump dianggap sangat sedikit menyinggung isu yang menyudutkan Rusia, seperti kasus dugaan intervensi Rusia dalam pilpres AS tahun 2016 dan penyerangan warga Inggris mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal. Sebaliknya, Putin dianggap telah memenangkan negosiasi. Sebab selama pertemuan itu, Trump cukup banyak memuji Rusia. Ia bahkan menyatakan menjalin hubungan Rusia adalah hal yang baik. Pernyataan tersebut dinilai telah membersihkan citra negatif Rusia di dunia internasional.