Senin 23 Jul 2018 15:30 WIB

Hamman, Kesalnya Firaun, dan Proyek Menara Langit

Para penyihir Firaun malah tertunduk sujud menyembah Tuhan Musa.

Red: Agung Sasongko
Laut Merah
Foto: wikipedia
Laut Merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana Fir'aun terguncang hebat. Sang raja dikalahkan begitu saja oleh pemuda belia bernama Musa. Tipu dayanya memanggil para ahli sihir dari penjuru negeri Mesir berakhir kekalahan. Alih-alih mengalahkan Musa, para penyihir malah tertunduk sujud menyembah Tuhan Musa dan enggan lagi menuhankan Fir'aun.

Fir'aun geram bukan kepalang. Ia mengamuk di atas singgasananya. Para menteri dan orang-orang di sampingnya menjadi luapan kemarahannya. Semuanya dicaci, kemudian diusir dari istananya. Fir'aun menyendiri sembari menenggak anggur. Namun,  kemarahannya tak kunjung reda. Ia pun memanggil kembali semua menteri dan pejabat kerajaan untuk menghadapnya segera.

Dengen rasa takut para pejabat memasuki istana. Melihat rajanya yang masih emosional, makin takut hati mereka. Sebentar lagi, raja negeri Mesir ini pasti meledak. Wajah sang raja tertekuk geram. Ia seakan baru saja ditampar keras oleh Musa. Sang Nabiyullah membuktikan ketuhanan Fir'aun palsu belaka. Ia hanya manusia lemah yang berdusta mengaku Tuhan.

Ketika semua pembesar telah berkumpul, Fir'aun tiba-tiba bertanya kepada perdana menterinya, "Hai Hamman, Apakah aku ini seorang pendusta?" teriak Fir'aun. Hamman, pengikut setia Fir'aun, pun langsung bertekuk lutut kemudian menyahut, "Siapa yang berani menuduh baginda Fir'aun sebagai pembohong?!" ujarya membela.