REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah menemukan calon wakil presiden (cawapres) yang tepat. Hal itu yang melandasi Prabowo bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Rico mengatakan, nama yang disorongkan Demokrat ke Prabowo, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), cukup kuat jika berpasangan Prabowo. Sebab, AHY memiliki tingkat popularitas tinggi khususnya di kalangan milenial.
"Mesin politik Demokrat juga tidak masalah," tutur dia kepada Republika.co.id, Rabu (25/7).
Menurut Rico, pertimbangan utama yang membuat Prabowo harus memilih AHY sebagai pendampingnya, yakni karena Demokrat memiliki jaringan luas dan sumber daya logistik yang kuat. Latar belakang Demokrat yang pernah menguasai pemerintahan selama dua periode, 2004-2014, meningkatkan daya tawar partai bintang mercy itu.
"Mau tak mau, partai dan sosok SBY yang pernah menguasai dua periode di Republik ini pilihan yang praktis dan yang paling masuk akal. Ini menjadi pertimbangan utama bagi Prabowo untuk melawan Jokowi," ujar dia.
Sebab, lanjut Rico, kalau hanya mengandalkan gerakan #2019GantiPresiden yang dicetus oleh PKS itu tetap sulit. Apalagi, menurutnya, gerakan tersebut sebetulnya melekat pada diri Prabowo.
"Tanpa membutuhkan partai lain, itu sudah melekat di Prabowo. Tinggal butuh daya dorong yang kuat, mesin yang kuat," tutur dia.
Sejumlah elite Partai Gerindra yang langsung dipimpin oleh Prabowo berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7) malam. Mereka datang dengan formasi lengkap, dan Prabowo datang sekitar pukul 19.15 WIB. AHY juga ikut menghadiri pertemuan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Eddy Prabowo, mengatakan pertemuan tersebut membahas kemajuan dalam politik, dan untuk berkomunikasi. Sehingga diharapkan ada solusi yang menarik dari hasil pertemuan ini.
Pertemuan ini juga membahas soal koalisi untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019. "Kalau koalisi saya pikir karena ini masa mau menghadapi pilpres dan pileg, jadi ketemu dengan siapa saja ini menjadi suatu keharusan. Apalagi Pak SBY mantan presiden kita, kalau menagajak bertemu itu suatu kehormatan," katanya.