Rabu 25 Jul 2018 16:22 WIB

Menteri Luar Negeri Jerman Kritik Donald Trump

Trump pernah mengkritik kerja sama Jerman dengan Rusia dalam bidang energi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden AS, Donald Trump tiba di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). Kedatangan Trum untuk pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Foto: BBC
Presiden AS, Donald Trump tiba di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). Kedatangan Trum untuk pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kembali melayangkan kritik kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia menyebut AS lebih besar dari Gedung Putih.

"Bagi saya, AS bukan lawan melainkan mitra paling penting dan sekutu kami di luar Uni Eropa. AS lebih besar dari Gedung Putih. Trump tidak akan mengubah apa pun," kata Maas melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (25/7).

Ia pun menyerukan agar Uni Eropa tetap bersatu dan membela diri dari sanksi tarif bersama-sama. "Kita harus membatasi metode Trump. Dia harus melihat bahwa dia tidak berhasil membelah Eropa," ujarnya.

Sebelumnya, Maas juga sempat mengkritik Trump terkait komentarnya di KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Belgia. Kala itu Trump menyebut Jerman telah dikontrol Rusia.

Pernyataan itu merupakan wujud kekecewaan Trump karena Jerman menjalin kerja sama energi besar-besaran dengan Rusia. Padahal menurut Trump, setiap negara seharusnya berhati-hati terhadap Rusia.

Maas pun angkat bicara dan mengkritik Trump. Maas menegaskan Jerman tidak pernah dikontrol atau ditawan oleh negara mana pun. "Kami bukan tawanan, baik dari Rusia maupun AS. Kami adalah salah satu penjamin dunia yang bebas dan akan tetap seperti itu," ujarnya.

Kendati dikritik Trump, Pemerintah Jerman menyatakan akan tetap melanjutkan kerja sama proyek pipa gas Nord Stream 2 dengan Rusia. Nord Stream 2 merupakan proyek perluasan pipa gas utama Nord Stream. Pipa gas tersebut akan menghubungankan Rusia dan Jerman di sepanjang bawah Laut Baltik. Pipa Nord Stream 2 melewati negara-negara transit seperti Ukraina, Belarus, Polandia, serta negara Eropa dan Baltik Timur lainnya.

Secara umum, jalur pipa Nord Stream 2 mencerminkan rute utama Nord Stream dan akan melintasi zona ekonomi eksklusif serta perairan wilayah lima negara, yakni Rusia, Finlandia, Swedia, Denmark, dan Jerman. Panjang pipa Nord Stream 2 diperkirakan akan mencapai lebih dari 1.200 kilometer. Proyek tersebut disebut akan melipatgandakan pasokan gas Rusia ke Jerman.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement