REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, pernyataan yang disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto menunjukkan penyesalan partai itu karena Demokrat tidak bergabung mendukung Joko Widodo (Jokowi). Ferdinand mengatakan, pernyataan Sekjen PDIP menunjukkan kepanikan.
"Pernyataan Hasto menunjukkan betapa menyesalnya PDIP dengan situasi di mana Demokrat tidak bergabung mendukung Jokowi. Ada kepanikan yang tersirat dari pernyataan tersebut bahwa kekalahan sudah tampak di depan mata," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (26/7).
Hasto sebelumnya menyatakan, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya fokus pada masa depan anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang juga merupakan ketua Kogasma Partai Demokrat. Dia menilai, alasan itu lebih tepat menjadi alasan mengapa Demokrat tidak bisa berkoalisi dengan PDIP.
Ferdinand pun menyatakan, kepanikan Hasto itu tampak karena Hasto tak mampu membangun narasi lagi untuk menjelaskan situasi secara faktual, jujur, dan benar. Oleh sebab itu, menurutnya, Hasto menyerang SBY dan AHY secara pribadi.
"Ini brutal dalam narasi politik karena Demokrat pun tidak pernah mengganggu keberadaan Puan di PDIP yang diutamakan oleh Mega, bahkan dijadikan Menteri dengan kemampuan yang tidak mencukupi," katanya.
Dia pun menegaskan secara khusus kepada Hasto, politik yang dibangun Demokrat bukan untuk AHY, melainkan untuk rakyat, serta untuk Demokrat sendiri. Sebab, menurutnya, partainya akan selalu bersama rakyat.
Dia menuturkan, partainya juga akan memberi solusi dalam bentuk bantuan dan subsidi serta program kerakyatan. "AHY itu kehendak rakyat yang dipotret melalui hasil lembaga survei dan bukan pemaksaan kehendak. Jadi, Hasto sebaiknya hati-hati bernarasi, jangan menebar fitnah dan membangun opini negatif karena panik," ujar Ferdinand.
Dia menekankan, alasan mengapa Demokrat tidak mendukung Jokowi adalah karena faktor para petinggi partai dan adanya perbedaan cara pandang terhadap bangsa. "Bagi PDIP bangsa ini sudah makmur dan pemerintah sukses, berhasil, tapi bagi Demokrat pemerintahan ini gagal dan banyak yang harus diperbaiki. Itulah hal yang paling pokok, bukan karena SBY mementingkan AHY," katanya.