Kamis 26 Jul 2018 21:21 WIB

Kasus HIV di Jabar capai 32 Ribu dan AIDS 9 Ribu

Jawa Barat peringkat lima besar nasional dalam kasus HIV

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ratusan pelajar SMK Negeri 3 Sukabumi mendapatkan materi bahaya HIV-AIDS dalam masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sukabumi, Selasa (17/7).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Ratusan pelajar SMK Negeri 3 Sukabumi mendapatkan materi bahaya HIV-AIDS dalam masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sukabumi, Selasa (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  SUKABUMI -- Kasus HIV-AIDS di Jawa Barat terus bertambah banyak. Pasalnya, setiap tahunnya kasus baru HIV-AIDS mencapai ribuan kasus.

‘’ Setiap tahunnya kasus baru HIV-AIDS di Jabar bertambah banyak,’’ ujar Kepala Sekretariat KPA Provinsi Jawa Barat Iman Tedjarachmana kepada wartawan di Gedung Juang, Kota Sukabumi, Kamis (26/7). Hal ini disampaikan disela-sela kegiatan roadshow pemuda milenial 2018 untuk mencegah perilaku beresiko narkoba, HOV-AIDS, dan kekerasan terhadap remaja.

Menurut Iman, hingga 2018 ini kasus HIV di Jabar mencapai sebanyak 32 ribu dan kasus AIDS sebanyak 9 ribu. Sementara itu peningkatan kssus baru HIV di Jabar mencapai ribuan kasus.

Misalnya dari 2016 ke 2017 terjadi peningkatan kasus mencapai 6.000. Sementara dari 2015 ke 2016 terjadi peningkatan kasus baru sebanyak 5.000 kasus.

Kondisi ini kata Iman menempatkan Jabar dalam peringkat lima besar nasional dalam kasus HIV. Di mana peringkat pertama hingga empat adalah DKI Jakarta, Papua, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

Daerah yang tinggi kasus HIV di Jabar diantatanya di Kota Bandung, Depok dan termasuk Kota Sukabumi. Meskipun Kota Sukabumi kecil namun di daerah ini terdapat komunitas beresiko tinggi HIV yang berasal dari Bogor dan Cianjur.

Menurut Iman, penyebaran kasus HIV-AIDS di Jabar saat ini lebih banyak karena hubungan seks. Di mana persentase penyebaran HIV melalui hubungan seks sesama jenis atau homoseksual cukup tinggi. Ironisnya sekitar 30 persen pengidap HIV berasal dari kelompok 24 tahun ke bawah atau berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa.

Oleh karena itu kata Iman, upaya pencegahan perilaku beresiko HIV-AIDS terus dilakukan di sejumlah daerah. Salah satunya dilakukan di Provinsi Jawa Barat yang memulai kegiatan roadshow pemuda milenial di Kota Sukabumi pada Kamis (26/7).

Sukabumi dipilih sebagai lokasi pertama roadshow pemuda milenial karena dinilai proaktif dalam penanganan HIV-AIDS. ‘’ Sukabumi jadi contoh kolaborasi antara kepala daerah dengan ormas dan elemen lain dalam menggulirkan satu program penanganan HIV yang baik,’’ cetus Iman.

Ketua KPA Kota Sukabumi, Achmad Fahmi menambahkan, kegiatan roadshow pemuda milenial ini merupakan aksi bersama yang akan dilakukan secara nasional dan untuk Jabar diawali dari Sukabumi. Di mana kegiatan roadshow pemuda milenial ini merupakan salah satu upaya pencegahan perilaku beresiko narkoba, HIV-AIDS, dan kekerasan pada remaja.

Fahmi menerangkan, acara ini bertujuan agar bagaimana generasi muda dan generasi milenial memahami dampak atau efek negatif dari HIV-AIDS, peredaran narkoba maupun kekerasan pada remaja. Sehingga Sukabumi bersyukur karena acara roadshow dimulai dari Sukabumi.

Fahmi menuturkan, jumlah kasus HIV-AIDS baru di Kota Sukabumi dalam rentang waktu Januari-Juni 2018 mencapai sebanyak 55 kasus. Ke depan pihaknya berkomitmen untuk memutus mata rantai penyebaran HIV dengan melakukan gerakan pencegahan di kalangan remaja.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement