REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga minyak dunia makin membebani keuangan PT Pertamina (Persero). Terlebih lagi Pertamina merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas menyediakan, mengelola dan mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM).
Untuk meringankan beban Pertamina ini pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan sudah melakukan berbagai upaya maksimal. Pertama, meningkatkan kontribusi Pertamina dalam produksi migas nasional merupakan bagian dari roadmap membesarkan Pertamina.
Baca juga, Pertamina Beberkan Alasan Mengapa Ingin Menjual Asetnya
Kontribusi Pertamina yang saat ini sekitar 23 persen akan ditingkatkan menjadi 39 persen pada tahu 2019 dengan adanya pemberian blok migas terminasi kepada Pertamina. "Pemerintah telah memberikan 12 blok migas terminasi kepada Pertamina, termasuk Blok Mahakam, ONWJ, Tengah, Attaka, East Kalimantan, North Sumatera Offshore, Sanga-sanga, Southeast Sumatera, Tuban dan Ogan Komering. Terakhir, Blok Jambi Merang dan Raja-Pendopo yang diserahkan Mei 2018," kata Wakil Menteri ESDM Arcandra, Jumat (27/7).
Menurut data laporan Pertamina, dari 10 blok migas terminasi selain Mahakan dan ONWJ, perkiraan tambahan pendapatan Pertamina sebesar 24 miliardolar AS untuk 20 tahun kedepan. "Ini tentu bisa mengkompensasi isu keuangan Pertamina yang ramai dibicarakan belakangan ini," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM Agung Pribadi menambahkan.
Bahkan untuk mengurangi beban keuangan Pertamina, Pemerintah juga telah mengusulkan untuk menambah subsidi solar. "Pada rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Kementerian ESDM bersama DPR telah menyepakati kenaikan subsidi solar tahun ini menjadi Rp 2.000 per liter. Sedangkan untuk tahun 2019 menjadi maksimum Rp 2.500 per liter," jelas Agung.
"Pemerintah pasti memperhatikan Pertamina. Tak mungkin ada pembiaran. Pemberian 12 blok migas terminasi, meningkatkan kontribusi produksi migas Pertamina dan upaya peningkatan subsidi solar merupakan sebagian upaya konkrit untuk meningkatkan kinerja Pertamina. Mendorong Pertamina menjadi perusahaan migas kelas dunia," papar Agung.
Salah satu blok migas terminasi yang diberikan kepada Pertamina adalah blok Jambi Merang. Pada blok terminasi tahun 2019 tersebut, Pertamina memberikan komitmen investasi sebesar 239 juta dolar AS atau Rp 3,2 triliun.
Proyek blok Jambi Merang adalah komitmen investasi terbesar yang pernah dilakukan Pertamina selama ini. Pada blok tersebut, Pertamina juga memberikan bonus tandatangan sebesar 17,3 juta dolar AS kepada Pemerintah atau sekitar Rp 232 miliar.
Sebagaimana diketahui, sejak Januari 2017 hingga Juli 2018 terdapat 25 blok migas yang menggunakan kontrak skema gross split. Kontrak yang menggantikan skema cost recovery tersebut telah memberikan total komitmen investasi sekitar 1,28 miliar dolar dan bonus tandatangan sebesar 74,8 juta dolar. Blok Jambi Merang yang dikelola Pertamina merupakan kontributor terbesar.