Sabtu 28 Jul 2018 17:15 WIB

TSI Targetkan Lahirkan Bayi Panda Baru

TSI tengah menyiapkan ilmu dan teknik guna mengawinkan dua ekor panda di TSI

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Agung Sasongko
Pengunjung melihat Giant Panda jantan Cai Tao saat penyerahan Giant Panda Global Award di Istana Panda Indonesia, TSI, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/7).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Pengunjung melihat Giant Panda jantan Cai Tao saat penyerahan Giant Panda Global Award di Istana Panda Indonesia, TSI, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Taman Safari Indonesia (TSI) tengah menyiapkan ilmu dan teknik-teknik yang cukup untuk mengawinkan dua ekor Gaint Panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang menjadi salah satu koleksi satwa di TSI. Bahkan TSI menargetkan, tiga tahun ke depan akan lahir bayi panda hasil perkawinan keduanya.

"Tim dokter dari TSI sedang menyiapkan ilmu dan teknik-tekniknya. Karena memang sangat sulit ya, mudah-mudahan dua atau tiga tahun  kita bisa kawinkan," jelas Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Jansen Manansang di Area Istana Panda TSI, Cisarua Kabupaten Bogor, Sabtu (28/7).

Jansen juga optimistis TSI akan bisa menambah panda baru. Karena menurut dia, tim dokter telah hampir menguasai teknik-teknik yang dibutuhkan untuk mengawinkan kedua panda (Cai Tao dan Hu Chun) yang menjadi koleksi satwa TSI sejak 28 September 2017 lalu.

"Saat ini hanya ada 1.864 panda berada di alam. Jumlah Populi Giant Panda di kebun binatang hanya 520 ekor, jadi kami harus yakin bisa melakukan itu," ungkap dia.

Jansen mengatakan, hasil karya para ahli Giant Panda dari Tiongkok pada konservasi in-situ maupun eksitu merupakan sebuah pertanda yang sangat meyakinkan. Sekaligus, memberi harapan bagi satwa terancam punah ini maupun satwa lainnya.

"Giant panda adalah benar-benar wakil dari kehidupan liar, dan banyak juga satwaliar lainnya yang mendapat keuntungan dari upaya yang dilakukan pada bidang konservasi panda," terang dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement