Ahad 29 Jul 2018 14:15 WIB

Seorang Pendaki Rinjani Meninggal Akibat Gempa

Sebanyak 826 pendaki dalam dan luar negeri naik ke Rinjani dari Jumat.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Para pendaki dan porter berkumpul setelah turun dari Gunung Rinjani, Ahad (29/7).
Foto: Republika/M Nursyamsi
Para pendaki dan porter berkumpul setelah turun dari Gunung Rinjani, Ahad (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Seorang pendaki Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan tewas akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) pada Ahad pukul 06.46 WITA. Ia meninggal setelah tertimpa material longsor saat gempa.

"Kami mendapat informasi dari petugas yang berada di atas gunung ada satu orang pendaki meninggal dunia. Namun identitasnya masih belum diterima karena kendala keterbatasan telekomunikasi," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono, yang dihubungi di Mataram, Ahad (29/7).

Informasi sementara yang diperoleh, kata dia, jenazah masih di atas gunung antara Danau Segara Anak dan Pelawangan, Sembalun. Petugas masih belum bisa mengevakuasi jenazah karena jalur pendakian tertutup material longsor.

"Seorang petugas BTNGR masih berada di atas gunung. Telepon genggamnya sementara dimatikan karena khawatir kehabisan baterai," ujarnya.

Ia menyebutkan jumlah pendaki yang berada di atas gunung pada saat terjadinya gempa bumi sebanyak 826 orang, wisawatan asing maupun Nusantara. Sebagian besar melakukan pendakian sejak Jumat (27/7).

Laporan sementara dari BTNGR Resor Senaru sebanyak 115 orang wisatawan asing sudah turun dan tiba di Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Sementara data dari BTNGR Resor Sembalun, sebanyak 150 orang wisatawan asing dan Nusantara.

Sudiyono mengaku belum bisa memastikan berapa jumlah pendaki yang masih terjebak di atas gunung. Namun diperkirakan jumlahnya lebih dari 400 orang.

"Petugas yang di atas gunung masih mengawal para pendaki yang tidak bisa turun. Semuanya diarahkan untuk tetap tenang dan berada di tempat yang aman dari longsor sampai bantuan tiba," ujarnya. Pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram, dan personel Brimob Polda NTB terkait upaya evakuasi ratusan pendaki yang masih berada di atas gunung.

Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, pagi ini, tepatnya pukul 06.47 WITA. Gempa namun tidak berpotensi tsunami.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pusat gempa bumi tersebut pada koordinat 8,4 lintang selatan, dan 116,55 bujur timur. Lokasi gempa terjadi di darat pada jarak 47 KM arah Timur kota Mataram, ibu kota Provinsi NTB, pada kedalaman 24 KM.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menyampaikan duka mendalam atas terjadinya bencana gempa. Ia mendoakan kepada korban luka segera diberikan kesembuhan. Pemda juga sedang mendata semua kerugian yang dialami warga.

"Saya dapat informasi bahwa Presiden Joko Widodo sudah mengintruksikan kepada kepala BNPB untuk segera menangani apa-apa yang merupakan dampak dari gempa hari ini di Lombok dan sekitarnya," ujar TGB di Lombok Timur, NTB, Ahad (29/7).

Ia menambahkan, Pemda juga akan memperbaiki sarana-sarana yang ada, termasuk rumah yang terkena musibah segera akan ditangani.  "Kita berduka cita karena ada musibah yang tidak bisa kita hindarkan. Musibah yang memang merupakan ketetapan Allah SWT. Pagi hari ini dan baru saja susul-menyusul, gempa," lanjutnya.

TGB mengaku terus memonitor keadaan di seluruh penjuru, khususnya di bagian utara dari Lombok Timur. Dilaporkan terdapat 10 korban meninggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement