REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia merilis mobil pengering jagung atau mobile corn dryer. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi kesulitan mengeringkan jagung, terutama pada musim hujan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, penyebaran mobil ini akan diprioritaskan ke tiga daerah sentra pertanian jagung, yakni Lampung, Gorontalo dan NTB. "Semakin cepat akan semakin baik," ujarnya usai peluncuran mobil pengering jagung di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (3/8).
Diarmita menilai, keberadaan mobil pengering akan menjadi solusi terbaik untuk permasalahan pascapanen. Tidak lagi ada alasan karena hujan, jumlah panen turun maupun harga dari petani terlalu rendah sehingga mereka merugi.
Baca juga, KTNA: Mobil Pengering Jagung Akan Bantu Petani
Tidak hanya dari Kementan, Diarmita berharap ada keterlibatan aktif dari integrator untuk melakukan pengembangan terhadap mobil yang masih bersifat prototype ini. "Integrator nanti bisa membantu distribusi melalui program CSR mereka," tuturnya.
Melalui keberadaan inovasi ini, Diarmita memprediksi akan terjadi peningkatan kualitas jagung yang bisa berdampak terhadap peningkatan daya saing ekspor. Secara jangka panjang, mobil pengering jagung dapat membantu para petani jagung di Indonesia hidup sejahtera dan tidak frustrasi dalam menghadapi musim hujan.
PT Charoen Pokphand Indonesia sebagai inisiator inovasi memberikan satu unit prototipe tipe dua mobil ke Kementan. Komisaris Utama PT Charoen Pokphand Indonesia T Hadi Gunawan menjelaskan, mobil yang sudah pernah dipamerkan pada bulan Juli tersebut akan menjalani masa uji coba di Lampung pada bulan ini.
Kapasitas mobil pengering jagung mencapai satu ton tiap jamnya. Mesin pengering yang terdapat di dalam mobil dapat beroperasi setidaknya 20 jam selama sehari dengan beberapa kali berhenti untuk istirahat. Hadi mengklaim, tidak dibutuhkan kemampuan khusus dalam mengoperasikan mesin ini.
Setelah penyerahan satu prototipe ini, Hadi berharap Kementan dan pihak terkait dapat menyempurnakan mobil agar bisa menjalankan fungsinya secara lebih maksimal. "Hak modifikasi dan perbanyakan sudah kami serahkan ke Kementan," ucapnya.