REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Chongqing di Cina sepakat untuk memperketat penyedia layanan paket tur pariwisata murah. Kesepakatan itu dibuat lantaran di Chongqing terdapat banyak agen tur dan travel dengan tujuan Indonesia yang tidak terdaftar dan tidak menyediakan asuransi.
Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, negaralah yang harus menanggungnya. Sebagai payung hukum dari kesepakatan tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa menandatangani surat perjanjian kerjasama (MoU) dengan pemerintah kota Chongqing, China, di Ruang Rapat Papandayan Gedung Sate Bandung, Sabtu.
Ada dua cara untuk memberantas agen tur dan travel nakal tersebut. Pertama, melalui pemberian sanksi denda dan penutupan permanen agen tur dan travel oleh pemerintah Chongqing. Kedua, mengadakan penyelidikan dan pengaturan bersama, seperti MoU yang dilaksanakan kali ini.
Menurut Iwa, hubungan kerja sama antara Jabar dan Chongqing sebagai sister province memang sudah terjalin harmonis dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya juga Gubernur Jawa Barat saat itu Ahmad Heryawan telah menandatangani perjanjian kerja sama di Chongqing di berbagai. Sehingga, Iwa berharap perjanjian kerja sama kali ini juga akan saling menguntungkan kedua belah pihak.
Selain itu, dalam pertemuan antara Pemprov Jabar dan Chongqing, dibahas pula kerja sama sarana pariwisata dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Salah satu maskapai Cina, Shaman Airlines, akan membuka rute penerbangan baru ke Asia Tenggara, termasuk ke Jawa Barat.
Meski belum bisa ditentukan frekuensi pastinya, namun pihak Chongqing memastikan adanya bantuan dana pembukaan rute baru untuk menyediakan sarana pariwisata dari Chongqing ke Jawa Barat.
Pertemuan dan dialog tersebut juga dihadiri Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Barat Djoni Iskandar, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar, Sekretariat Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), serta Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis BIJB Agus Sugeng Widodo.
Sedangkan Wakil Wali Kota Chongqing Qu Qian memboyong Deputy Director General (DDG) of Chongqing Foreign Affairs Office Deng Rui, DDG of Chongqing Education Commission Wang Dingguo, DDG of Chongqing Tourism Development Commission Ma Young, serta beberapa pejabat terkait lainnya.
Baca juga: Kunjungan Wisatawan Mancanegara Didominasi Turis Cina
“Semoga ke depan dapat mendorong terlaksananya kegiatan dan program lainnya yang menguntungkan bagi kedua belah pihak seperti yang kami bahas pada pertemuan kali ini,” kata Iwa.
Qu Qian mengatakan, pihaknya sangat menyetujui hasil diskusi tersebut. Ia pun menyarankan agar pihak pemerintah Indonesia dapat membuka Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota Chongqing untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua belah pihak.
Qu Qian mengatakan, pihaknya telah menemui Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Edi Yusuf, untuk menyampaikan aspirasinya untuk memperkuat interaksi dan kerja sama antarkota dan daerah. Qu Qian berharap, adanya kerja sama antara Kabupaten Garut dengan salah satu daerah di Chongqing, Uloong.
“Kami berharap, bisa menjalin kerja sama antara Garut dan satu daerah kami yang bernama Uloong, karena keduanya memiliki banyak kemiripan,” katanya.
Kota Chongqing merupakan satu-satunya kota madya di barat daya Cina yang diatur langsung oleh pemerintah pusat. Luas kota Chongqing adalah 82.300 km persegi, dengan jumlah penduduk sebanyak 33,9 juta jiwa. Kemiripan kondisi geografis dan geologislah yang menarik perhatian Qu Qian untuk bekerjasama dengan Jawa Barat.
Iwa menjelaskan, pada 8 Mei 2017 telah diselenggarakan penandatanganan perjanjian kerja sama antara provinsi Jawa Barat dan Chongqing, yang ditandatangani oleh gubernur Jawa Barat saat itu Ahmad Heryawan dan Wali Kota Chongqing. Bidang kerja samanya adalah pendidikan, pariwisata, kebudayaan, perdagangan, investasi, transportasi, penataan pedesaan dan perkotaan, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.