REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Delegasi Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) bersama peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 57, mendapat kesempatan berkunjung ke markas industri pertahanan milik Turki di Ankara. Kunjungan yang dipimpin ketua delegasi Irjen Pol M. Wagner Damanik ini dalam rangka mengikuti studi strategis luar negeri (SSLN), Selasa (7/8) pukul 14.00 waktu setempat.
Ketua delegasi Irjen Pol M Wagner Damanik menyampaikan, dari paparan yang sudah disampaikan, tank hasil kerjasama FNSS dan Pindad ini memiliki teknologi mutakhir. "Beberapa negara seperti dari regional Asia Tenggara berminat dengan kendaraan tempur hasil kolaborasi FNSS dan Pindad ini," kata Wagner melalui siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/8).
Sementara, perusahaan FNSS Savunma Sistemleri ini sebelumnya memang sudah bekerja sama dengan PT Pindad Indonesia, dalam hal pengembangan medium tank Kaplan MT.
“Tank yang dibuat antara FNSS dengan PT Pindad sudah melalui ujicoba peledakan. Hasilnya sudah sangat bagus,” sebut Emre Akin, direktur Strategi Perencanaan dan Pengembangan Pasar Nurol Makina. Nurol Makina merupakan induk dari FNSS. Ada banyak usaha yang dikembangkan selain membuat kendaraan tempur, di antaranya usaha jasa konstruksi.
Disebutkan, industri pertahanan di Indonesia melalui PT Pindad akan semakin maju. Atas alasan itu pula, pihak pemerintah Turki melalui industri pertahanan yang dimiliki, sangat antusias menjalin kerja sama di bidang industri pertahanan ini.
Emre Akin menyampaikan, produksi bersama tank medium itu juga akan menjalani proses evaluasi. Harapan berikutnya, medium tank Kaplan MT itu bisa diproduksi massal di Indonesia.
Kaplan MT memiliki berat 30 sampai 40 ton dengan dimensi 7 meter x 3,2 meter x 2,7 meter. Tank dengan mesin diesel ini ternyata menggunakan transmisi otomatis dan mampu menampung 3 personel, masing-masing juru mudi, juru tembak, dan tentunya pemberi komando.
Di tengah medan tempur, tank ini mampu menjelajah dengan kecepatan 70 kilometer per jam. Berdasarkan kapasitas bahan bakar yang disandangnya, tank ini memiliki kemampuan jarak tempuh maksimal 450 kilometer.
Rencananya, tank ini akan diproduksi massal untuk kebutuhan dalam negeri Indonesia. Rencananya, Kaplan MT akan diproduksi 100 unit untuk memperkuat kebutuhan alat pertahanan Tentara Nasional Indonesia.
Selain diberikan penjelasan melalui video hingga tanya jawab, delegasi Lemhannas dan peserta PPRA 57 juga diberikan kesempatan menaiki salah satu kendaraan tempur taktis andalan FNSS yaitu Yakcin 4x4 Combat Proven.